Lihat ke Halaman Asli

viafitri

mahasiswa universitas airlangga

TIKTOK, Kecepatan Informasi di Era Digital, Berkah atau Bencana?

Diperbarui: 5 Desember 2024   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menonton tiktok (sumber gambar: pinterest)

         

           Ditengah era digital yang serba cepat, Tiktok muncul sebagai salah satu platform paling dominan dalam menyebarkan informasi.  Dengan durasi vidio terbatas, Tiktok mengubah cara kita mengkonsumsi informasi sekejap mata, dalam hitungan detik. Kecepatan ini memang memudahkan kita untuk memperluas wawasan. Ini tentunya sangat menarik bagi gen z, yang tumbuh besar dengan teknologi dan selalu menginginkan sesuatu yang instan dan menghibur. Namun, apakah kita sudah siap menghadapi dampak dari informasi yang begitu cepat dan melimpah? Apakah kemudahan ini benar-benar membawa berkah atau justru menjadi bencana bagi individu dan masyarakat.

         Salah satu dampak positif dari tiktok adalah kemampuannya untuk memberikan informasi dengan cepat dan dalam format yang mudah dipahami. Banyak topik yang yang dapat dijelaskan dalam satu atau dua menit, mulai dari perkembangan teknologi, politik, ekonomi, atau kesehatan. Sebagai contoh COVID-19, informasi mengenai penyebaran virus, protokol kesehatan, dan penelitian vaksin dapat langsung dijangkau oleh masyarakat. Ini memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan adaptif ditengah situasi yang penuh ketidakpastian. Kecepatan informasi ini juga mempercepat inovasi, memungkinkan para ilmuwan dan profesional untuk berbagi temuan mereka lebih cepat, yang pada gilirannya memacu kemajuan dalam berbagi bidang.

          Namun, kecepatan ini juga membawa dampak negatif. Dengan durasi video yang terbatas, banyak informasi yang disampaikan di Tiktok cenderung sangat ringkas, kadang-kadang mengabaikan konteks penting. Hal ini membuat generasi muda lebih rentan terhadap informasi yang terdistrosi atau tidak lengkap. Ketergantungan pada video singkat juga dapat mengurangi minat untuk mencari informasi lebih dalam. Generasi z, yang terbiasa mengkomsumsi informasi cepat, mungkin merasa kurang terdorong untuk mendalami topik-topik yang lebih kompleks, alih-alih menghabiskan waktu untuk membaca arikel secara mendalam atau berdiskusi dengan orang lain, banyak orang sekarang lebih cenderung menerima informasi dalam bentuk yang singkat dan mudah di cerna, seperti headline atau tweet.  Yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas pemahaman mereka tentang isu tertentu.

          Lebih jauh lagi, Tiktok memanfaatkan algoritma yang sangat cerdas untuk menyajikan konten sesuai dengan prefensi pribadi pengguna. Ini menciptakan ruang bagi ''fitur buble'', dimana informasi yang diterima hanya sebatas  pada pandangan tertentu dan semakin memperdalam polarisasi. Generasi z, yang sering terjebak dalam lingkaran konten yang mereka sukai, mungkin menjadi kurang terbuka terhadap berbagai perspektif. Meskipun Tiktok dapat menghubungkan orang dengan berbagai topik, kecenderungan terus menerus dikondisikan oleh algoritma bisa membatasi wawasan mereka dalam memperburuk polarisari ideologi.

          Di sisi lain Tiktok juga membuka peluang bagi partisipasi aktif dan pengaruh sosial. Platform ini memungkinkan siapa saja, termasuk aktivis dan influencer muda, untuk menyuarakan pendapat dan berbagi informasi yang dapat memengaruhi pemikiran publik. Banyak kampanye sosial dan gerakan penting, seperti isu ligkungan dan keadilan sosial, berkembang pesat di Tiktok. Dengan informasi yang disebarkan begitu cepat, generasi z memiliki kesempatan untuk lebih terlibat dalam percakapan sosial yang relevan dan mendalam. Mereka menjadi lebih sadar akan isu-isu global dan lokal, yang memberikan mereka peran penting dalam membentuk masa depan.

          Pada akhirnya, Tiktok sebagai platform kecepatan informasi memang membawa berkah dan tantangan bagi generasi z. Jika digunakan dengan bijak, Tiktok dapat menjadi alat yang efektif untuk memperluas wawasan dan menigkatkan kesadaran sosial. Namun, jika tidak disertai kemampuan untuk menyaring informasi secara kritis, kecepatan ini dapat menciptakan kesalahpahaman dan informasi yang dangkal. Oleh karena itu, penting bagi generasi z untuk tidak hanya terbiasa dengan konsumsi informasi yang cepat, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan literasi digital yang lebih baik, agar informasi yang mereka terima tetap relevan dan akurat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline