Lihat ke Halaman Asli

Via Mardiana

Freelance Writer

Gaet Influencer di Media Sosial, Cara Ampuh Perangi Penyebaran Berita Hoaks di Dunia Maya

Diperbarui: 19 Juli 2018   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edited by Via Mardiana

Setiap kali membuka media sosial terutama facebook, saya sering dibuat kesal oleh teman-teman yang membagikan info-info atau bahkan gambar-gambar yang benar-benar menyulut ketegangan antar umat beragama di Indonesia. Beberapa kali saya sering menegur mereka agar melakukan pencarian informasinya yang benar terlebih dahulu sebelum membagikannya kembali. 

Pasalnya, jumlah teman saya di facebook hampir 3000. Sehingga tidak mungkin saya untuk menegur satu persatu, meskipun memang tidak semua dari 3000 orang tersebut memiliki kegemaran membagikan berita hoax. Tapi, rasanya setiap kali ada penyebaran berita yang belum tentu kebenarannya, hal itu membuat saya geram.

Sayangnya, meski berulang kali saya tegur orang-orang tersebut masih terus membagikan berita yang belum jelas kebenarannya. Alhasil, dikolom komentar banyak muncul ujaran kebencian bahkan yang menyinggung SARA. Rasanya saya sangat khawatir jika hal ini terus-terusan terjadi, apalagi dari mereka ada pula yang baru mengenal media sosial sehingga belum tahu banyak bagaimana memanfaatkan media sosial secara bijak.

Dari hasil wawancara yang saya lakukan terhadap mereka, ada satu hal yang bisa saya tarik menjadi poin penting. Perasaan bangga ketika menjadi orang yang pertama kali menemukan berita terbaru ternyata menjadi penyebab utama mereka membagikan berita-berita hoax tersebut. Selain itu, ada pula dari mereka yang memang sensitif terhadap satu golongan sehingga ketika menemukan berita keburukan dari golongan lainnya maka dengan sigap ia menyebarkan berita tersebut.

Media sosial saat ini memang menjadi lahan basah bagi para pemegang kepentingan. Ketidaktahuan para pengguna mengenai dampak yang diakibatkan dari penyebaran hoax nyatanya belum dipahami dengan benar oleh para pengguna media sosial. Olehkarena itu, sosialisasi mengenai cara cerdas dalam bermedia sosial memang dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia saat ini.

Kenapa harus cerdas dalam bermedia sosial?

Sikap cerdas dalam bermedia sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Hal ini dibutuhkan agar kita bisa menyaring berita atau informasi yang benar dan yang belum benar. Jangan sampai kita terprovokasi oleh berita yang belum jelas kebenarannya, dan secara tidak sadar kita ikut andil dalam penyebaran berita hoax di masyarakat. Penyebaran berita hoax yang menyinggung isu SARA dikhawatirkan akan menimbulkan ketegangan di masyarakat, apalagi masyarakat kita saat ini memang sedang sensitif terhadap isu agama, salah satunya.

Nah, beruntung sekali saya mendapatkan info dari Kompasiana mengenai blog kompetisi jika saya menjadi Menteri Agama. Saya ingin membagikan ide saya jika menjadi Menteri Agama untuk menangkal berita hoax yang saat ini benar-benar sudah menjadi musuh bersama yang harus diperangi.  

Adapun ide yang ingin saya bagikan adalah dengan cara menggaet influencer dimedia sosial untuk bersama-sama bergerak memerangi penyebaran berita hoax dan juga menyosialisasikan mengenai cerdas dalam bermedia sosial.

Kenapa harus influencer media sosial?

Saat ini masyarakat kita sudah melek dengan media sosial. Hampir setiap menit dalam hidupnya tidak bisa terlepas dari media sosial, baik itu facebook, twitter, atau Instagram. Saat ini, mungkin Instagram menjadi sarana bagi seseorang untuk menjadi 'terkenal'. Beberapa orang muncul ke permukaan dan menjadi terkenal karena membuat sebuah konten kreatif yang menjadi viral. Perlu diingat, dalam hal ini influencer yang akan diajak berkolaborasi adalah influencer dengan konten positif ya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline