Lihat ke Halaman Asli

Via Mardiana

Freelance Writer

Menyikapi Perang Politik dengan Cerdas

Diperbarui: 1 Mei 2018   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nusantaranews.co

Tahun politik. Rasanya dua kalimat tersebut benar-benar menyayat hati. Bagaimana tidak, ditahun politik berbagai fitnah muncul kepermukaan dengan berbagai cara. Adu domba kian terasa dan kebencian ada dimana-mana. Tahun politik merupakan tahun yang ganas. Bagaimana tidak? Banyak orang yang tidak tahu apa-apa hanya karena terpancing berita yang belum tentu benar tiba-tiba menjadi orang yang paling tahu segalanya. Membela suatu kelompok dengan sangat lantang padahal dia tidak tahu apa yang menjadi dasar pembelaannya. 

Bukankah Anda merasakan kekesalan ketika pagi hari berniat membuka sosial media untuk membaca berita tetapi yang muncul adalah umpatan-umpatan kebencian? Ya, banyak yang merasakannya dan hal ini tentu sangat mengganggu pikiran kita. Tapi, mau tidak mau kita tetap harus melewati tahun politik ini. Sebab, tahun ini kita akan memilih beberapa pemimpin yang kita harapkan dapat membawa suatu daerah atau bahkan negeri ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Menyikapi tahun politik tidak bisa dengan kepala yang panas dan juga pengetahuan yang dangkal. Kita harus mulai mempersiapkan tahun politik dengan sikap yang cerdas dalam menyikapi suatu permasalahan. Bukan tidak mungkin akan ada gejolak politik yang cukup mengguncang negeri ini ini, tapi sebagai orang yang cerdas kita tidak harus gampang terprovokasi tanpa tahu informasi yang sebenarnya. 

Jangan heran ditahun politik mereka yang akan melenggang maju ke pemilihan umum memiliki banyak wajah yang berbeda-beda. Mungkin kita juga akan kaget ketika mereka menjadi sangat baik dan seolah-olah paling mengerti isi hati rakyat. Ya wajar saja, mereka sedang mencari simpati dari rakyat yang akan memilihnya dipemilihan umum nanti. Olehkarena itu, sebagai rakyat yang cerdas hendaklah ketika kita akan memilih seorang pemimpin kita harus tahu banyak mengenai tindak tanduk perpolitikan orang tersebut. Jangan sampai kita malah memilih anggota dewan yang merupakan mantan tersangka kasus korupsi.

Marilah menyikapi tahun politik dengan banyak membaca dan banyak mendengar informasi-informasi yang jelas siapa penulisnya dan juga risetnya. Jangan sampai kita malah menjadi bagian orang-orang yang justru menebar hoax yang bisa saja menguntung satu kelompok atau bahkan merugikan satu kelompok. 

Jangan anti dengan tahun politik dan jangan anti juga untuk menelaah terlebih dahulu setiap permasalahan sebelum memberikan pendapat ke media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline