Lihat ke Halaman Asli

Via Mardiana

Freelance Writer

Perempuan Tanpa Malam Minggu

Diperbarui: 25 April 2018   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.goodfon.ru

Ada yang menjaga dengan sangat rapih hanya untuk menyatakan kepada dunia bahwa ada orang yang bisa setia pada pasangannya.           

Kulihat perempuan dengan badan yang tidak terlalu tinggi itu duduk dimeja coffeeshop dekat jendela. Tampaknya dia gemar sekali melihat kearah jendela, terkadang dia senyum-senyum sendiri lalu tak lama kemudian memainkan handphonenya. Dia mulai merebahkan tubuhnya ke sofa dimana dia duduk. Lalu, dia kembali bangkit, menyimpan handphonenya dan sekarang tatapannya terfokus pada laptop di depannya.

Seorang pelayan menghampirinya lalu menyimpan pesanan perempuan tersebut. Satu gelas frapucino dengan white cream yang sepertinya lebih banyak dari biasanya disuguhkan kepada pengunjung lain. Kuperhatikan dia menggunakan baju blouse warna cream dan kerudung dengan warna yang senada.

Wajahnya manis. Hidungnya tidak terlalu mancung. Tidak ada make up mencolok. Dia sangat manis dalam balutan kesederhanaan. Dia menggunakan kacamata dengan frame oval, tampaknya dia kutu buku karena aku melihat beberapa buku tebal yang ada disamping laptopnya.     

Semakin lama kuperhatikan dia semakin asyik dengan layar laptopnya. Mungkin dia seorang penulis yang sedang menggarap sebuah novel. Atau bisa juga dia sedang menyelesaikan tugas kantornya yang belum selesai. Ingin rasanya aku menghampiri perempuan tersebut. Tapi, aku urungkan karena aku baru pertama kali melihatnya. Sekarang, aku ingin memandangi wajahnya dari kejauhan saja. Menyaksikan setiap inci gerakan yang dia lakukan. Semoga saja dia tidak sadar sebab aku tidak ingin cepat-cepat pergi meninggalkannya.

***

Keesokan harinya kutemukan perempuan tersebut ditempat yang sama setelah habis bekerja. Sepertinya dia bekerja di perkantoran dekat-dekat sini. Dia tampak rapih dengan baju kerja warna minimalis. Kali ini dia sedikit memoles wajahnya dengan blush on warna pink, namun tetap saja tidak mencolok.

"Hai," sapaku kepada seorang pelayan.

"Ada yang bisa dibantu kak?" tanya pelayan tersebut.

"Kuperhatikan kamu selalu nganterin minuman ke perempuan diujung sana, siapakah dia?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline