Lihat ke Halaman Asli

Via Amalia

Konselor

Mahasiswa BKI Peduli Anak-anak Korban Gempa Kertasari melalui Trauma Healing

Diperbarui: 7 Oktober 2024   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gempa yang berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang Kabupaten Bandung pada tanggal 18 September 2024. Sejumlah bangunan di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat rusak terdampak gempa tersebut. Gempa dengan kekuatan tersebut  tentunya meninggalkan jejak yang mendalam, tidak hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada psikologis para korban, terutama anak-anak. Gempa yang mengguncang Kertasari baru-baru ini telah menyebabkan banyak anak kehilangan tempat tinggal, sekolah, dan tempat bermainnya. Dalam situasi yang penuh tekanan ini, kegiatan trauma healing menjadi sangat penting untuk membantu anak-anak pulih dari pengalaman traumatis mereka.

Kegiatan trauma healing yang diinisasi oleh Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, H. Dede Luikman, S.Sos.I., M.Ag. beserta mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam yang diampu dalam mata kuliah BK Pasca Bencana ini dilaksanakan pada hari sabtu-minggu, 28-29 September 2024. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan implementasi ilmu yang telah didapat mahasiswa pada perkuliahan. Di pengungsian, mahasiswa memberikan stimulus positif kepada korban gempa Kertasari yang tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membantu anak-anak membangun keterampilan sosial dan emosional. Mereka belajar untuk bekerja sama, berempati, dan mendukung satu sama lain. Selain itu, kegiatan ini juga berkontribusi pada pemulihan mental mereka, membantu mereka merasa lebih percaya diri dan memiliki harapan untuk masa depan.

Trauma healing untuk anak-anak di pengungsian pasca bencana gempa di Kertasari adalah langkah penting dalam proses pemulihan. Dengan memberikan mereka ruang untuk beraktivitas, berinteraksi, dan mengekspresikan diri, mahasiswa membantu mereka meresapi kembali kebahagiaan dan rasa aman yang sempat hilang. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk relawan, psikolog, dan masyarakat setempat, sangat dibutuhkan untuk terus melaksanakan program-program yang mendukung kesehatan mental anak-anak ini. Bersama-sama, kita dapat membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline