Christine Hakim
Herlina Christine Natalia Hakim (25 Desember 1956) mulanya ingin menjadi arsitek atau psikolog. Tapi setelah diajak sutradara Teguh Karya berakting dalam film pertamanya, Cinta Pertama (1973) dan meraih Piala Citra untuk Aktris Utama Terbaik, membuatnya fokus berkarir dalam akting. Christine lanjut berakting dalam Atheis (1974), Badai Pasti Berlalu (1976), Ponirah Terpidana (1986), film Jepang berjudul Nemuru Otoko/Sleeping Man (1996), Pasir Berbisik (2001), Eat, Pray, Love bersama Julia Roberts (2010), Pendekar Tongkat Emas (2014) dan lain-lain.
Selama karirnya Christine telah berkali-kali mendapat Piala Citra untuk Aktris Utama Terbaik dari film Sesuatu Yang Indah (1977), Pengemis dan Tukang Becak (1978), Di Balik Kelambu (1982), Kerikil-Kerikil Tajam (1984), Tjoet Nja' Dhien (1988) serta Aktris Pendukung Terbaik dalam Pendekar Tongkat Emas (2014), Kartini (2017) dan Perempuan Tanah Jahaman (2020). Dia juga menjadi produser dan pemain untuk film Daun di Atas Bantal (1998) dan Pasir Berbisik (2001).
Christine pernah ditunjuk menjadi juri Festival Film Cannes bersama Sharon Stone, Michelle Yeoh dan David Lynch tahun 2002. Dia membuat film dokumenter tentang Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia, dokumenter tentang autisme, dokumenter orang Dayak Kalimantan. Dia menjadi aktivis pendidikan dan mendirikan Christine Hakim Foundation yang mempromosikan pendidikan publik tentang autisme dan menjadi duta UNESCO tahun 2008. Dalam karir perfilman, Christine mendapat nominasi Aktris Utama Terbaik terbanyak (10) dan penerima terbanyak (6) di antara semua pemeran Indonesia yang pernah mendapat nominasi dan meraih Piala Citra/FFI.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Christine_Hakim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H