Susi Susanti
Setelah Susi dan Alan, Indonesia selalu meraih medali emas dari cabang bulutangkis kecuali Olimpiade London 2012 yang diraih oleh Ricky Soebagdja / Rexy Mainaki (Olimpiade Atlanta 1996, ganda putra), Candra Wijaya / Tony Gunawan (Sydney 2000, ganda putra), Taufik Hidayat (Athena 2004, tunggal putra), Markis Kido / Hendra Setiawan (Beijing 2008, ganda putra), Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir (Rio de Janeiro 2016, ganda campuran) dan Greysia Polii / Apriyani Rahayu (Tokyo 2020, ganda putri - diadakan bulan Agustus 2021). Selain dari bulutangkis, Indonesia tidak pernah mendapat medali emas dari cabor lain.
Tulisan berikut mengulas sebagian kisah hidup Susi Susanti
Susi Susanti (11 Februari 1971) diingat sebagai atlet pertama Indonesia yang meraih medali emas olimpiade di Barcelona 1992 dari cabang bulu tangkis. Dia juga meraih perunggu Olimpiade Atlanta 1996 setelah melawan Mia Audina yang meraih perak di final. Bersama Alan Budikusuma yang menjadi suaminya, keduanya menjadi Pasangan Emas Olimpiade Indonesia. Susi bermain sejak kecil dan memenangi kejuaraan junior di kota kelahirannya, Tasikmalaya. Dia pindah ke Jakarta dan bergabung dengan klub yang lebih besar di usia 15 tahun.
Selama karirnya di tahun 1980-an dan 1990-an Susi meraih banyak gelar dari berbagai pertandingan nasional dan internasional. Selain medali olimpiade, dia merebut gelar juara dan medali seperti Kejuaraan Dunia, Piala Dunia Bulu Tangkis, Kejuaraan Asia, SEA Games, Asian Games, anggota tim Uber Cup dan Sudirman Cup. Dia juga menjadi juara All-England, Japan Open, Indonesian Open dan menjadi atlet bulu tangkis wanita yang meraih medali emas olimpiade, gelar juara All-England dan Kejuaraan Dunia sekaligus di nomor tunggal putri.
Susi menjadi anggota tim Uber Cup Indonesia yang menang pada tahun 1994 dan 1996 dan tim Piala Sudirman yang menang pada tahun 1989. Setelah menikah tahun 1997 dia pensiun tahun 1999, menerima Herbert Scheele Trophy (2002) dan dilantik ke Badminton Hall of Fame (2004). Bersama Alan dia mengembangkan bisnis dalam bidang peralatan bulu tangkis. Dia menjadi salah satu atlet yang membawa obor Asian Games 2018 saat Konser Pawai Obor di Yogyakarta. Kisah hidupnya dan Alan dibuat film berjudul Susi Susanti: Love All (2019).
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210811142132-170-679148/peraih-emas-olimpiade-indonesia-paling-sering-lahir-agustus, https://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Susanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H