Lihat ke Halaman Asli

“Pasukan Nasi Bungkus” Kesayangan Ahok

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ternyata wakil gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki perhatian lebih kepada sekumpulan orang-orang yang selalu berkomentar negative di media massa online terhadap kebijakan, tingkah laku dan segala hal yang diperbuat oleh Jokowi-Ahok.Namun kebanyakan serangan membabi buta yang terkadang tidak masuk akal lebih banyak ditujukan kepada Ahok.

Oleh para fans Jokowi-Ahok mereka diberi julukan “Pasukan Nasi Bungkus”. Kalau arti harafiahnya sih aku tau, pasukan adalah sekumpulan orang-orang yang lebih dari 1 orang pastinya. Sedang nasi bungkus adalah nasi yang dibungkus, bisa terbuat dari daun, kertas, atau plastik.

Trus hubungannya apa coba antara berita-berita online tentang Jokowi-Ahok dengan pasukan nasi bungkus?

Terlepas dari itu semua, kehadiran mereka ternyata memberi warna.

Bila ada berita online mengenai Jokowi-Ahok selalu komentar para pembaca berisi puja puji, bosen kan?Nah, pada titik inilah kehadiran Pasukan Nasi Bungkus diperlukan.Sering saya geli bila membaca komentar “kerinduan” para JBFC (Jokowi-Basuki Fans Club). Ternyata benci tapi rindu ada juga di dunia JBFC. Kalau ga nongol dinanti, begitu muncul dimaki.

Tapi yang membuat kaget, ternyata Ahok tidak saja terjangkit penyakit benci tapi rindu malahan lebih dari itu. Ahok berterima kasih atas kehadiran pasukan nasi bungkus dengan berbagai komentarnya.

Dalam berita terbaru di detiknews yang berjudul : “Ahok Kerap Baca Komen Berita Tentang Dirinya di Media Online” dan berdasar wawancara dengan kompas online beberapa bulan yang lalu, jelas tergambar dia membaca lebih teliti komentar pasukan tersebut.Kadang dalam memberi sambutan di sebuah acara, Ahok menyelipkan perihal kritik dan celaan para anggota nasi bungkus ini.Kesimpulannya, Ahok merasa mendapat masukan untuk menata DKI, Ibu Kota Negara Indonesia kita yang tercinta ini, meskipun cara penyampaian para kritikus tersebut diluar kebiasaan orang kebanyakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline