Lihat ke Halaman Asli

Abdi Galih Firmansyah

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Prasangka

Diperbarui: 30 November 2024   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Prasangka

Hewan berakal termenung di bawah pohon kersan
Mengais mangsa tak kasat mata
Tak lain hanyalah racun yang menyiksa badan
Tetes keringat mengepul sebab panas

Racun-racun menempel, melekat, bahkan menghisap
separuh badan hewan yang mulai terkulai.

Setiap hari, ia memakan racun
Tak kenyang-kenyang
Semakin hari, semakin parah
Tak bosan-bosan


Air dan Api

Kata guru, tubuhku terbuat dari tanah
Berteman air dan api
Mereka saling berbisik
dan berurutan

Manakala aku serampangan
Api selalu datang lebih dulu
Menggeletar cemeti panas
Membakar

Kemudian datanglah air
Memandikan luka
Mengendapkan hati
Memenuhi gelas kosong
Sebelum tubuh semakin gosong

Di Balik Buku

Kesunyian
Kelembutan
Kedamaian

Manakala kita sedang terdiam
di depan meja
Di tempat gelap yang bernyawa,
kita membuka buku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline