Lihat ke Halaman Asli

Abdi Galih Firmansyah

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Kisah Harun Ar-Rasyid dan Si Badui yang Absurd

Diperbarui: 29 Januari 2024   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diambil dari: maxresdefault.jpg (1280720) (ytimg.com) 

Diceritakan pada zaman dahulu, suatu ketika Harun-Ar-rasyid ingin bertawaf secara intim tanpa ada seorang pun yang dibolehkan tawaf bersamaan dengannya, anak buah diperintahkan untuk melarang masyarakat pada zaman itu agar tidak tawaf dulu, bisa dibilang yang demikian adalah suatu bentuk penghormatan terhadap raja pada zaman arab dahulu. Hari itu merupakan momen istimewa Sang Raja, ia pun memulai ritualnya...

Tiba-tiba seorang badui arab dengan santainya mendahuli Sang Khalifah bertawaf. Si Penjaga pun mengingatkannya, "Hai orang badui! Jangan tawaf dulu, apa kamu tidak lihat? tunggulah Sang Raja hingga selesai". Badui pun menjawab, "Hai penjaga yang budiman, Allah itu tidak memandang hambanya baik yang rakyat maupun yang raja, siapa pun boleh tawaf di tanah ini." Mendengar pertikaian singkat antara penjaga dan Si Badui, Sang Raja melerai.

"Sudah, sudah, biarkan saja"

Beliau pun melanjutkan ritual selanjutnya, yakni mengecup Hajar Aswad. Belum sampai mengecup lagi-lagi Si Badui mendahului, kemudian sang raja bepindah menuju Hijir Ismail untuk salat, namun tetap saja Si Badui tetap mendahuluinya lagi. Berani sekali orang itu sekelas raja pun dilangkahinya, andaikata di Indonesia, pasti sudah diseret-seret sama aparat kepolisian. Setelah salam dari salat, sang raja memerintahkan kepada penjaga untuk mencari Si Badui tadi agar menemui dan menghadap kepadanya. Si Penjaga pun bergegas mencari...

"Hai badui, Anda dipanggil sama raja !"

"Saya ini tidak ada butuh sama raja kenapa harus menemui? dimana-mana yang menemui itu yang butuh, wong saya ndak butuh kok saya yang disuruh datang. Bagaimana sampean ini !"

Sang Raja pun mengalah dan mendatangi Si Badui tadi...

"Assalamualaikum yaa Akhal Arab"

"Wa'alaikumsalam"

"Wahai saudaraku, bolehkah saya duduk di sini" Sang Raja memulai pembicaraan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline