Lihat ke Halaman Asli

Abdi Galih Firmansyah

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Hitam Putih

Diperbarui: 11 Oktober 2022   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin dingin mendesir di sore hari
menembus tabir kehangatan naluri
Aku pun berteori, meyakini bahwa kopi
berteman lama dengan sesal dan sepi

Dan engkau di keramaian sana
tak akan percaya jika penyesalan adalah kawan kita
Keraguan ini akan tetap ada
dalam kertas putih separuh hitam
Dan langit pun geram memarahi
siapapun saja yang tak mau mengakui kebenaran

Aku masih ingin menggoreskan tinta ini
Menepi dari ramai
berteman mengalirkan keindahan.
Walaupun kini beragam kisah yang tak kusangka
Diam diam meraup jiwa dan menjatuhkannya

Tebar menebarkan pesona alam
untuk mengisi kekosongan
Membungkam kepatuhan tertatih
dari harapan yang didambakan
Sehingga aku pun percaya, bahwa
takdir berkuasa atas usaha

Dan menerjunkan air di atas batu
adalah hal baru bagiku

Masihkah langkah ini meragu ?

Malang, 11-Oktober-2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline