Lihat ke Halaman Asli

Versha Nur Yunita

Content Writer | Digital Marketer

Artificial Intelligence, Sebelum Hacker, 5 Cara Manfaatkan AI untuk Bisnis

Diperbarui: 31 Januari 2020   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Saat ini ancaman kejahatan (cybercriminal) sudah semakin terorganisir, tertarget karena penyalahgunaan teknologi canggih dari Artificial Intelligence. Para pihak yang tak bertanggung jawab melancarkan aksinya sama halnya dengan menjalankan sebuah bisnis. Hadirnya Artificial Intelligence semakin memudahkan mereka dalam meretas sistem secara otomatis hingga dapat menyebabkan kecelakaan mobil.

Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah simulasi proses kecerdasan manusia pada mesin, yang terprogram dalam sebuah system komputer. Secara spesifik Aplikasi dari AI mencakup expert system, natural language processing (NLP), pengenalan ucapan (speech recognition), dan machine vision.

AI masih menjadi teknologi tercanggih pada abad ini, hingga pada akhirnya muncul tindak kejahatan yang mengancam keamanan digital, bisnis, dan politik yang mungkin hingga skala besar. Para hackers menggunakan AI karena butuh usaha yang lebih sedikit untuk mencapai hasil yang besar dalam melancarkan aksinya.

Berpikir seperti Hacker

Real-time operability menjadi tempat yang baik bagi para cybercriminals.

Tidak bisa dipungkiri bahwa AI memberikan keuntungan besar bagi hacker dalam melakukan cyberattack secara langsung. Salah satu mangsanya adalah perusahaan yang tidak membangun infrastruktur dengan tepat.

Dengan mengingat cara kerja hacker saat ini yang sudah otomatis, maka hacker beraksi dengan seminimal mungkin demi mendapatkan hasil yang besar. Adanya dukungan AI memberikan keuntungan besar bagi hacker.

Ada banyak cara bagaimana hacker memanfaatkan AI, untuk menghindari atau menggagalkan aksinya perusahaan bisa membangun pertahanan jangka pendek dengan  meningkatkan teknik polymorphic malware.

Polymorphic Malware merupakan jenis malware yang mampu mengubah ukuran dan identitas dirinya. Tujuannya adalah untuk mengelabui anti-virus yang menggunakan deteksi pattern matching.

Jika malware berbasis AI dibangun di atas fondasi yang diletakkan malware ini akan menjadi bencana besar bagi sebuah bisnis. Misalnya yang baru-baru ini viral adalah TrickBot merupakan trojan terbaru yang menyerang system perbankan terdiri dari kode jahat dan tersembunyi untuk memasuki jaringan.

Cara kerja dari TrickBot ini adalah akan menginfeksi system dan mengidentifikasi informasi untuk dicuri. Kemudian kode tersebut akan cepat berubah bentuknya didukung dengan bantuan AI sehingga sulit untuk dideteksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline