Lihat ke Halaman Asli

Verryn Priscilla Limbert

Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Clubhouse Media Sosial Masa Kini

Diperbarui: 7 Maret 2021   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: PCMag

Saat ini, peran media massa sendiri sebagai penyebar informasi dan hiburan, sekaligus sebagai institusi pencipta dan pengendali pasar produk komoditas dalam suatu lingkungan masyarakat. Tepat bulan Februari tahun 2021, muncul salah satu aplikasi baru yang menjadi trending di media sosial bernama Clubhouse. Aplikasi yang dikembangkan oleh pengusaha Silicon Valley, Paul Davison dan mantan pegawai Google, Rohan Seth tersebut berbasis obrolan audio (audio chat), seperti bincang-bincang radio dalam konferensi (Putsanra, 2021). Aplikasi Clubhouse dapat dijadikan salah satu contoh proses produksi dan konsumsi dalam circuit of culture. Proses produksi pada Clubhouse tentu saja dilakukan melalui ruang percakapan seperti panggilan konferensi yang dapat didengarkan oleh pengguna Clubhouse dengan beberapa topik yang berbeda sesuai pembahasan pada masing-masing ruang percakapan. Ketika terdapat orang yang sedang berbicara melakukan obrolan dengan beberapa orang lainnya dapat disebut proses produksi karena pembahasan yang diangkat di Clubhouse seputar melakukan proses pembentukan makna kepada pendengar terhadap judul obrolan yang diangkat. Kemudian, proses konsumsi makna ketika orang-orang mendengarkan obrolan tersebut akan menerjemahkan makna dari masing-masing topik yang sedang diperbincangkan dan dalam hal ini pendengar dapat menjadi pendengar pasif dan aktif dikarenakan pada aplikasi Clubhouse pendengar dapat turut berpartisipasi, maupun menjadi pendengar saja.

 
Artefak merupakan peninggalan sejarah, hal ini tidak hanya berlaku pada benda prasejarah dalam bentuk barang yang dapat diraba. Digital menjadi salah satu media yang dapat dikategorikan sebagai artefak. ClubHouse menjadi salah satu aplikasi yang mulai terkenal. Pada zaman globalisasi, budaya tidak dapat dipisahkan dari media digital. Media digital menjadi salah satu "kendaraan" untuk membentuk sebuah budaya. budaya memiliki beberapa arti. Pertama, budaya mengacu kepada suatu proses umum perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis. Kedua, budaya merupakan suatu pandangan hidup tertentu dari masyarakat, periode, maupun kelompok tertentu. Terakhir, budaya menjadi suatu karya dan praktik-praktik intelektual, terutama aktivis artistik (Storey, 2015:1-2).  Objek kajian dalam kajian budaya luas mulai dari budaya kita sehari-hari, seni, sastra, film, iklan, media, fashion, dan sebagainya. Realitas fenomena budaya sosial tidak dianggap sebagai suatu hal yang netral, tetapi diliputi oleh kepentingan, kekuasaan, dan juga ideologi.
 
Proses pembentukan budaya dan penjelasan dalam budaya itu sendiri dapat dipahami dengan sederhana melalui pemahaman sirkuit budaya. Hall (1997) sirkuit budaya menjelaskan mengenai lima unsur utama pembentukan sebuah budaya. Hal ini meliputi ideologi, representasi, regulasi, produksi serta konsumsi. Dalam kasus media sosial Clubhouse, representasi yang dibentuk adalah media sosial yang dapat digunakan oleh berbagai tipe pengguna media sosial, dari pengguna aktif hingga aktif dan pengguna yang dilatarbelakangi oleh berbagai tujuan dalam menggunakan media sosial. Hal ini dapat dikatakan sebagai representasi dari clubhouse dikarenakan representasi menghubungkan makna dan bahasa dengan budaya, oleh karena itu dapat dikatakan representasi merupakan salah satu kunci dalam rangkaian budaya Representasi adalah tentang bagaimana menyajikan informasi tentang orang tertentu, kelompok tertentu, gagasan atau pendapat dalam kelompok masyarakat. Pada dasarnya, lingkaran budaya menggambarkan proses pertukaran atau siklus antara pesan dan distribusi antara pengirim dan penerima pesan.
 
Putsanra, Dipna Videlia. (2021). Apa Itu Clubhouse App, Mengapa Viral dan Bagaimana Cara Kerjanya?. Diakses dari https://tirto.id/apa-itu-clubhouse-app-mengapa-viral-dan-bagaimana-cara-kerjanya-gall
Storey, J. (2015). 

Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction, 7th Edition. New York: Routledge.

Hall, S. (1997). The work of representation. Representation: Cultural representations and signifying practices, 2, 13-74.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline