Lihat ke Halaman Asli

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Remember When"

Diperbarui: 27 Februari 2018   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Novel Remember When karya Winna Efendi ini merupakan novel ke-5 yang dibuat olehnya. Novel yang berjudul Remember When ini menceritakan kehidupan cinta para remaja SMA yang disajikan dengan kisah cinta yang menarik. Tidak hanya itu, novel ini juga menceritakan tentang hubungan persahabatan yang sangat menarik.

Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya.

Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?

Lalu, saat kau berkata, "Aku mencintaimu", aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?

"Aku mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?

Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.

 Dilihat dari prolog di atas kita bisa menentukan tema novel ini adalah percintaan. Cerita cinta dalam buku ini simple, sangat menarik, dan menyentuh. Cerita tentang 2 sahabat cowok, Moses dan Andrian serta 2 sahabat cewek, Gia dan Freya. Moses tipikal cowo perfeksionis, disiplin, dan pintar. Adrian cowok keren yang suka basket, Gia cewek manis dan ceria, serta Freya cewek yang suka belajar dan apa adanya. Dengan persahabatan, lama-lama mereka saling menjalin cinta, Moses dengan Freya, serta Adrian dengan Gia.

Freya cewek yang suka belajar dan apa adanya. Freya, karakter yang menginginkan kebebasan di balik kesepiannya.

Freya adalah karakter yang paling saya suka. Perempuan muda yang tampaknya tenang-tenang saja, tanpa ambisi, tanpa emosi, dan pendiam. Tapi ternyata Freya tidak begitu. Emosinya bisa meledak-ledak kapan saja. Freya sangat sayang pada sahabatnya Anggia, dan diam-diam penuh rasa terima kasih karena keceriaan Anggia selalu menarik perhatian dari dirinya - karena Freya memang benci menjadi pusat perhatian. Selain Anggia, Freya dekat dengan Erik - teman sekolah dan teman mainnya sejak kecil.

Pacar Freya selama setahun ini adalah Moses. Freya cukup nyaman bersamanya, karena Moses sangat mirip dengan Freya - pendiam, introvert, kalem.

Di balik rambut pendek berwarna gelap dan sepasang mata hitam yang sendu, Freya adalah juara kelas setelah Moses. Freya paling suka pelajaran Matematika dan Kimia - yang menurutnya sangat mudah, dan benci olahraga karena selalu terakhir waktu lari. Freya juga pemain basket yang payah, walau badannya tinggi. Pokoknya semua olahraga, Freya tidak terlalu suka. Lebih senang duduk mendengarkan Erik mengoceh di kantin, atau bersembunyi di balik rak perpustakaan dengan sebuah buku yang menarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline