Lihat ke Halaman Asli

Veronika Rosana

Pelajar/Mahasiswa

Ayo Dukung Keberlanjutan Lingkungan! Kembangkan Usaha dari Limbah Minyak Jelantah

Diperbarui: 10 November 2023   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Limbah minyak jelantah. Foto: Pexels.com

Tingginya tingkat laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan manusia menyebabkan lingkungan ikut dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Padahal antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. 

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup yang termasuk di dalamnya lingkungan sosial adalah menjaga agar tetap terjadi keberlanjutan. 

Sustainable atau berkelanjutan merupakan kemampuan untuk hidup dan berkembang tanpa menghabiskan sumber daya alam untuk masa depan. Keberlanjutan terdiri dari memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang, seraya memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kepedulian lingkungan dan kesejahteraan sosial. 

Keberlanjutan memiliki tiga pilar yang salah satunya adalah Keberlanjutan Lingkungan. Fokus dari keberlanjutan lingkungan adalah menjaga integritas ekologis yang dapat dilakukan dengan konservasi keanekaragaman hayati tanpa mengesampingkan kemajuan ekonomi dan sosial. 

Fondasi kelestarian lingkungan adalah: menjaga air, menghemat energi, mengurangi limbah, menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang, membatasi atau menghilangkan penggunaan plastik, menggunakan transportasi yang berkelanjutan, menggunakan kembali kertas dan melindungi flora dan fauna. 

Pentingnya keberlanjutan lingkungan menjadi semakin jelas seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap masalah lingkungan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan polusi. Upaya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Limbah minyak jelantah memiliki peran besar dalam pencemaran lingkungan jika dibuang sembarang. Umumnya, minyak jelantah akan dibuang ke saluran dekat rumah seperti saluran air tempat cuci piring karena tidak ingin repot dan menganggap hal tersebut praktis. 

Nyatanya, limbah minyak jelantah dapat menyumbat saluran air atau drainase yang berpotensi menjadi tempat tumbuh kembang bakteri. Selain membuang pada saluran air di rumah, sering dijumpai masyarakat yang langsung membuang limbah minyak jelantah ke tanah. 

Padahal minyak yang terserap ke dalam tanah dapat menggumpal dan menutup pori-pori tanah sehingga tekstur tanah akan keras. Ketika musim penghujan datang, tanah tidak bisa menyerap air dengan baik sehingga berpotensi menimbulkan banjir. 

Limbah minyak jelantah yang dibuang sembarangan nantinya akan mengalir ke sungai dan berakhir di laut. Hal ini tentu akan menyebabkan pencemaran air. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline