Pada bulan Maret 2024, saya bersama tiga teman saya, yaitu Gio, Valentino, dan Tika diajak untuk mengikuti kegiatan kaderisasi OSIS yang dilaksanakan di Sawangan, Depok. Kegiatan ini merupakan bagian penting dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pengurus OSIS yang mampu menjalankan tugas serta tanggung jawab dengan penuh dedikasi.
Saat sampai kami disambut dengan baik oleh para panitia. Kami juga diberi label nama yang harus kami pakai selama acara berlangsung. Setelah semua anak dari sekolah Katolik di Jakarta datang, kami diarahkan untuk menuju ke aula utama untuk menyaksikan acara pembukaan dan juga perkenalan. Di hari pertama kami diberi kesempatan untuk menyampaikan tujuan dan visi misi OSIS. Kami diberi pemahaman yang mendalam tentang struktur organisasi, tugas, dan tanggung jawab setiap pengurus OSIS. Selanjutnya, ada beberapa sesi yang saya dan teman-teman ikuti, seperti bagaimana cara mengatur atau membagi waktu dengan baik, bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah atau kesalahpahaman, dan lain-lain.
Di sore harinya, kami lanjut dengan pembagian kelompok. Kami memulai percakapan dengan saling berkenalan satu sama lain. Setelah itu, kami berdiskusi untuk membuat yel-yel. Malam hari pun tiba, kami semua diajak untuk saling membasuh kaki anggota kelompok, hal tersebut mengingatkan kita pada keteladanan Yesus dalam melayani, mengasihi, bahkan mengampuni umat manusia. Hari itu ditutup dengan mengikuti ibadat jalan salib yang terbilang cukup unik dan menantang. Ibadat Jalan salib sendiri merupakan Ibadah untuk mengenang dan melihat kembali perjalanan Yesus dalam memikul salib sejak dijatuhi hukuman mati hingga kematiannya di bukit Golgota dan dikuburkan. Dalam ibadat tersebut, setiap pemberhentian kita diajak berhenti sejenak untuk berdoa dan merenungkan diri sambil berdiri dengan menggunakan satu kaki saja, hal unik selanjutnya dari ibadat jalan Salib tersebut adalah saat kita ingin menuju ke pemberhentian yang lain dari pemberhentian sebelumnya kita diajak untuk jalan jongkok. Saat sampai di pemberhentian ke-11 kami diajak untuk tiarap, hal tersebut mengajarkan kami untuk hanya menyembah dan berserah diri kepada Yesus sang pencipta. Di pemberhentian terakhir, yaitu pemberhentian ke-14 kami diajak untuk saling bergandengan tangan satu sama lain untuk menghormati saat Yesus dimakamkan.
Di hari kedua, kami menghabiskan waktu untuk bermain bersama dengan teman kelompok untuk melawan kelompok lain. Ada 6 pos yang harus saya dan kelompok saya lewati, yang saya ingat diantaranya adalah membuat menara babel dari sedotan, membuat sebanyak-banyaknya pesawat dari kertas, ular tangga besar, mencari benda-benda yang hilang, dan jaring laba-laba. Semua pos tersebut dapat terselesaikan dengan baik apabila saya dan kelompok saya mau bekerja sama dengan baik, kompak, saling membantu, menyumbangkan ide, pantang menyerah, dan dapat mengendalikan emosi dengan baik. Walau tidak semua pos dapat terselesaikan dengan baik, namun banyak pengalaman yang saya dapatkan dan banyak pelajaran dari setiap pos yang dapat saya ambil untuk hidup saya kedepannya. Di malam harinya, kami mengikuti kegiatan api unggun yang diakhiri dengan penampilan dari setiap kelompok, kelompok saya menampilkan nyanyian dan juga drama singkat mengenai Abraham karena nama kelompok kami bernama Abraham.
Secara keseluruhan, saya sangat menikmati kegiatan kaderisasi OSIS se-MPK KAJ ini karena kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberikan pengalaman yang luar biasa. Saya merasa lebih siap untuk menjalankan peran sebagai pengurus OSIS di sekolah dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Saya berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik bagi OSIS dan sekolah, serta menjadi pengurus OSIS yang mampu membawa perubahan positif di lingkunagan sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H