Berbicara tentang kloning tentunya yang akan terlintas dalam dipikiran kita adalah pembuatan organisme baru. Apakah hanya itu? Mari kita bahas apa itu kloning dan aplikasi rekayasa genetika dalam kehidupan.
Kloning adalah proses pembuatan organisme baru yang memiliki materi genetik yang identik dengan organisme asalnya. Dalam konteks biologi, kloning dapat terjadi secara alami, seperti pada reproduksi aseksual, atau dapat dilakukan secara artifisial dalam laboratorium.
Secara garis besar manfaat cloning menurut Rusda (2004), yaitu pertama untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam rangka pengembangan biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi, kedua untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul, kloning berperan dalam menghasilkan hewan ternak yang unggul seperti pada domba, kambing, sapi dan lain-lain, ketiga Untuk tujuan diagnostik dan terapi, dan keempat Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan.
Selain itu, terdapat beberapa jenis cloning yaitu: a) Kloning Molekul dilakukan dengan menggunakan bakteri dan plasmid, b) Kloning sel bertujuan menghasilkan suatu populasi sel dari satu sel Tunggal, c) loning Organisme Disebut juga kloning reproduksi yang bertujuan untuk menghasilkan organisme multisel yang identik secara genetic.
Adapun teknik kloning berdasarkan jenisnya yaitu 1) Embrio Twinning Pada embrio yang masih dini dilakukan separasi secara manual sehingga menghasilkan sel-sel individu, yang selanjutnya akan membelah dan berkembang, 2) Blastomere dispersal Teknik ini dimulai dengan pemisahan secara mekanik sel-sel individual sebelum pembentukan blastosi, 3) Nuclear transfer atau Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT) Pada teknik ini dibutuhkan dua sel, yaitu sel donor dan sel telur dengan tahap sebagai berikut (1) penyediaan ovum yang sudah matang, (2) pengeluaran kromosom yang terdapat dalam ovum (enucleation), (3) transfer inti sel hewan yang dikloning ke dalam ovum enucleasi, sehingga menginisiasi perkembangan embrionik, (4) kultur embrio in vitro, (5) aktivasi embrio yang baru terbentuk dan (6) transfer embrio yang dikloning ke induk resipien.
Menurut Setiawan (2008) cloning memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu penyebab timbulnya berbagai masalah dalam kloning hewan adalah adanya kesalahan saat pemrograman material genetik (reprogramming) dari sel donor. Sedangkan HangBao (2004) berpendapat bahwa faktor penyebab ketidakefisiensian kloning itu terlihat pada ketidaklengkapan pemprograman ulang nukleus, tahapan siklus sel donor, dan tipe sel donor yang digunakan.
Selain, manfaat, jenis dan faktor yang mempengaruhi Geneitika. Adapun penerapan rekayasa genetika dalam Kehidupan seperti dibidang Kesehatan (Pembuatan Insulin, Terapi Gen, Antibodi Monoklonal). Bidang industri (Tes DNA untuk Kecantikan, Industri Textile yang ramah lingkungan). Bidang Forensik yaitu pemeriksaan yang pertama kali dilakukan, terutama pada kasus tindak kejahatan yang korbannya tidak dikenal walaupun identifikasi juga bisa dilakukan pada kasus non kriminal seperti kecelakaan, korban bencana alam dan perang, serta kasus maternitas (menentukan orang tua).
Secara biologis, pemeriksaan identifikasi korban bisa dilakukan dengan odontologi (gigi-geligi), anthropologie (ciri tubuh), golongan darah serta sidik DNA. Bidang Pertanian yaitu tanaman yang memiliki gen yang disisipi gen dari organisme lain. Penyisipan gen ini biasanya lebih diarahkan ke tanaman pangan untuk menciptakan kualitas pangan yang lebih baik daripada sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H