Lihat ke Halaman Asli

Veronica

Mahasiswa Perikanan PSDKU Universitas Padjadjaran

Mengenal Sistem Budidaya Aquaponik

Diperbarui: 31 Mei 2022   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan yang sangat pesat di wilayah perkotaan menyebabkan lahan pertanian atau peternakan menjadi berkurang akibat meluasnya pembangunan area pemukiman bagi penduduk. Maka dari itu, dibutuhkan pemanfaatan pekarangan untuk mendukung pembangunan pertanian di perkotaan. Pemanfaatan ini dapat dilakukan oleh semua penduduk guna mencapai ketahanan pangan khususnya pada skala rumah tangga. Adapun hal yang dapat dilakukan dalam memanfaatkan pekarangan terbatas yaitu dengan budidaya aquaponik. 

Teknologi aquaponik merupakan sistem produksi gabungan antara budidaya ikan (akuakultur) dengan tanaman hidroponik pada lahan terbatas (Mark Sungkar, 2015). Aquaponik bekerja dengan prinsip pemanfaatan limbah budidaya, yaitu meminimalisir pembuangan limbah budidaya secara percuma dengan menggunakan kembali sisa bahan organik yaitu limbah fosfor dan nitrogen khususnya amonia oleh tanaman. Aquaponik didesain dengan prinsip RAS (Recirculating Aquaculture System). Prinsip ini mengacu pada aliran air dari kolam menuju tempat pemeliharaan tanaman dengan bantuan pompa. Aliran air dari kolam dipompa mengarah ke talang teratas lalu dialirkan kembali ke bawah dengan memakai prinsip gravitasi. Air akan tetap mengalir hingga waktu panen tanaman telah tiba. 

Keunggulan pada sistem aquaponik menurut (Habiburrohman, 2018) yaitu, dapat dilakukan pada lahan terbatas serta hemat air, karena air yang digunakannya pun selalu berputar secara berkesinambungan sehingga tidak ada air yang akan terbuang secara percuma, penambahan airnya pun hanya dilakukan sekitar seminggu satu kali atau saat air mulai keruh. Menghasilkan dua produk sekaligus dalam satu unit produksi yaitu ikan dan sayur. Perawatannya pun terbilang mudah karena dengan sistem aquaponik ini perawatan hanya dilakukan 3-4 hari sekali dan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu banyak adapun perawatan yang dilakukan yaitu pembersihan komponen instalasi agar terbebas dari hama, pengecekan pH, tingkat ammonia dan suhu. Produk yang dihasilkannya pun alami dan berkualitas tanpa bahan kimia karena menggunakan pupuk organik dari kotoran ikan. 

Komponen yang dibutuhkan pada sistem aquaponik : 

1. Bibit Ikan dan Tanaman 

Pada sistem aquaponik budidaya ikan merupakan budidaya utama, jenis ikan yang mampu beradaptasi secara aquaponik yaitu ikan air tawar misalnya ikan gurame, ikan nila, ikan mas dan ikan lele. Pilih bibit ikan yang berkualitas, tidak rewel terhadap makanan sehingga mampu menghasilkan banyak amoniak untuk nutrisi tanaman. Sedangkan tanaman merupakan budidaya sampingan, adapun tanaman yang dapat tumbuh dengan sistem ini yatu cabai, sawi, kangkung, selada, tomat, pakcoy, dan lainnya. Semai terlebih dahulu bibit tanaman pada akua kecil lalu pindahkan pada instalasi aquaponik saat akar mulai tumbuh. 

2. Wadah dan Media Tanam 

Wadah tanaman yang digunakan yaitu netpot atau botol bekas yang telah dibersihkan dan dilubangi. Wadah tersebut akan dimasukkan pada pipa PVC yang telah dirancang diatas kolam. Sedangkan media tanam yang digunakan dapat berupa kerikil, arang, dan rockwool. 

3. Wadah Pemeliharaan Ikan 

Wadah atau kolam ikan dapat dibangun sesuai luas lahan yang dimiliki dan menjadi patokan untuk panjang pipa PVC. Jika area luas, dapat membuat kolam dari terpal secara permanen namun jika lahan terbatas dapat membangun kolam berukuran kecil atau bisa memanfaatka drum bekas, pastikan cahaya matahari cukup untuk menjaga pertumbuhan tanaman. 

4. Pompa dan Aerator 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline