Lihat ke Halaman Asli

Ubah Sampah Menjadi Kompos & Ecoenzym, MMD UB Tawarkan Solusi Hijau Pengelolaan Limbah Rumah Tangga

Diperbarui: 20 Agustus 2023   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Penulis : Umida Nur C., Rezy Zhulfa A., Salsabila Regina P.

Petungsewu - Kelompok 246 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya mengadakan sosialisasi bertema pemanfaatan limbah rumah tangga, Senin (10/7/2023). Kegiatan sosialisasi ini mengambil sasaran kelompok ibu-ibu Dasawisma Desa Petungsewu. Pemanfaatan limbah rumah tangga berupa praktik pembuatan kompos dan ecoenzyme dari sampah kering dan sampah basah yang melalui proses fermentasi sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan sosialisasi dimulai dengan penjelasan sederhana mengenai limbah rumah tangga dan  dampak negatifnya. Untuk memantik partisipasi ibu-ibu Dasawisma, Mahasiswa MMD UB 246 memberikan pertanyaan mengenai apakah limbah rumah tangga di Desa Petungsewu telah dimanfaatkan menjadi produk yang berguna.

"Kalau disini, belum ada mas. Biasanya kalau sampah ya langsung dibuang saja, nanti ada petugasnya yang ngambil itu," jawab Ibu Sunarti, salah satu anggota Dasawisma, Senin (10/7/2023).

Kegiatan sosialisasi kemudian dilanjutkan dengan sesi pertama, yakni pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi ecoenzyme. Ecoenzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah rumah tangga dengan menggunakan tetes tebu dan air. Manfaat ecoenzyme antara lain dapat digunakan sebagai pupuk organik, campuran sabun cuci piring dan cairan pembersih pada peralatan rumah tangga lainnya. Tujuan dicampurkannya ecoenzyme ke dalam cairan pembersih adalah untuk membunuh bakteri dan kuman yang tidak kasat mata.

Selain dimanfaatkan sebagai ecoenzyme, mahasiswa MMD UB 246 juga memberikan sosialisasi pemanfaatan limbah menjadi kompos. Kompos merupakan hasil dekomposisi limbah organik menjadi pupuk organik. Limbah rumah tangga yang terdiri dari sampah basah dan juga kering dicampur dengan cairan EM-4 kemudian didiamkan bulan pada wadah tertutup yang telah dilubangi terlebih dahulu. Setelah beberapa bulan, kompos pun dapat digunakan pada tanaman.

Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi ecoenzyme dan kompos ini mendapatkan respon yang sangat baik di masyarakat, apalagi bahan yang digunakan pun cukup mudah ditemui dan harganya terjangkau.

"Sosialisasi seperti ini kalau bisa lebih sering lagi dilakukan, ibu-ibu disini senang kalau ada yang bisa dikerjakan dirumah," kesan Ibu Susi, anggota Dasawisma, yang disampaikan pada kelompok 246 MMD UB.

Kedepannya diharapkan sosialisasi yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Petungsewu, terutama pada pemanfaatan limbah rumah tangga agar menjadi sebuah produk yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline