Menulis memiliki makna yang begitu dalam bagi banyak orang, termasuk saya sendiri. Meskipun saya belum menjadi penulis ternama, buku-buku saya belum dijejer dalam rak-rak toko buku, saya hidup dari menulis.
Bisa dikatakan bahwa seluruh pencapaian saya hingga saat ini tidak terlepas dari aktivitas menulis. Banyak kesempatan saya dapatkan dari pengalaman menulis.
Berikut perjalanan menulis yang saya spesifikkan dalam menulis untuk diri saya sendiri, saya sebut merayakan kemenangan kecil harian.
Membaca=Menulis
Membaca mengajak saya (secara tidak langsung) untuk kemudian mulai menulis
Semenjak saya kecil, saya senang membaca buku cerita anak-anak. Terlepas dari gambar-gambarnya yang memang menarik dan begitu berwarna, saya suka karena tidak banyak kesempatan saya untuk bepergian.
Saya bisa menemukan banyak 'pengalaman' baru dan mendapatkan pengetahuan baru. Buku-buku itu membuat saya merasa senang, merasa sedih, juga kagum.
Saya rasa dari situ kemudian timbullah keinginan terpendam diri saya untuk bisa menulis, menghasilkan buku yang kemudian akan dibaca orang-orang dan yang paling penting, mereka menambah pengetahuan, mereka merasakan apa yang saya rasakan ketika saya membaca buku-buku. Rasa senang, sedih, kagum juga perasaan-perasaan lainnya.
Dari diary, buku tumpahan segala peristiwa hingga blog.
Saya rasa untuk anak 90'an buku harian atau diary merupakan 'benda' kenangan yang tidak terlepas dari keseharian kita. Kita tumbuh dengan masing-masing menyimpan buku harian dibawah bantal atau dalam rak buku dan terselip aman agar tidak dibaca siapapun. Memikirkannya saja membuat saya tersenyum saat ini.
Meskipun begitu, masa SD saya banyak menulis dalam buku-buku tulis mana pun hingga masa SMP. Saya masih aktif nge blog di blogspot waktu itu. Tidak yakin ada yang pernah membacanya, namun saya jelas (dulu) bangga sekali atas tulisan-tulisan saya. Tahun lalu ketika saya mencoba mencari kembali, saya memutuskan membaca beberapa tulisan saya dan menghapus akun blog saya.