Pertama kali peringatan Hari Bumi atau Earth Day dibuat untuk peringatan atas kepedulian terhadap isu-isu lingkungan. Telah 50 tahun sejak pertama kali Peringatan Hari Bumi dibuat.
Namun, kerusakan lingkungan dan isu-isu lingkungan lain masih masif terjadi dalam skala nasional hingga global. Kali ini peringatan Hari Bumi kita peringati dalam 2 krisis besar, yaitu pandemi COVID-19 dan tentu krisis perubahan iklim.
Hari Bumi dan Perubahan Iklim
Perubahan iklim tentu menjadi titik berat dalam berbagai upaya perbaikan lingkungan. Dilansir dari Mongabay.com, Hananto (2015) mengungkapkan bahwa bumi telah mengalami perubahan yang besar, dengan waktu yang begitu cepat.
Ungkapan itu merupakan kesimpulan dari laporan Sate of the Climate in 2014 yang dipublikasikan secara resmi oleh State of the Climate report from National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan American Meteorogical Society.
Es mencari di kutub-kutub bumi, permukaan air laut meningkat, suhu rata-rata meningkat setiap tahunnya tidak terelakkan lagi. Belum lagi ekosistem yang terganggu dalam berbagai belahan dunia menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat ini.
Sebagai contoh, dilansir dari website kehati, lebih dari 90% karang di Great Barrier Reef Australia telah mati akibat bleaching. Terumbu karang memiliki toleransi yang rendah terhadap kenaikan suhu air laut.
Proses bleaching terjadi karena kenaikan suhu air ini menyebabkan penurunan pigmen klorofil pada jaringan tubuhnya dan menyebabkan mereka mati dengan menyisakan tubuh yang berwarna putih dari zat kapur.
Hari Bumi ditengah COVID-19
Permasalahan lingkungan tidak semata-mata menjadi lenyap karena situasi 'normal' yang dijalani oleh mayoritas masyarakat dunia dengan gerakan #dirumahsaja #stayhome.
Banyak berita-berita bohong yang menyebutkan beberapa hewan muncul dikarenakan polusi menurun, dengan sederet fakta lain. Kenyataannya adalah manusia 'terpaksa' untuk mengentikan aktivitasnya - lengkap dengan seluruh kegiatan industri dan gaya hidup yang tidak berkelanjutan alias tidak memihak pada keberlangsungan dan kelestarian alam.