Seorang psikolog asal Jerman, lahir di Frankfurt pada tanggal 15 Juni 1902 yang terkenal dengan teori tahap perkembangan pada manusia, Erik Erikson. Menurut Erikson, kepribadian manusia sejak bayi hingga dewasa akan berkembang sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan.
Dalam tahapan-tahapan tersebut manusia akan mengalami sebuah krisis psikososial yang akan berdampak positif juga negatif bagi perkembanganya.
Jika seseorang berhasil dalam menyelesaikan setiap tahapannya, maka akan menghasilkan kepribadian dengan perolehan kebajikan dasar yang mana akan digunakan untuk menyelesaikan krisis yang muncul selanjutnya. Sedangkan jika seseorang megalami kegagalan maka akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya.
Berikut kedelapan tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson:
1. Kepercayaan vs Kecurigaan
Tahap ini berlangsung pada anak usia 0 -- 18 bulan. Pada tahap ini seorang bayi sudah terbentuk rasa percaya terhadap orang terdekatnya, orang tuanya atau pun pengasuhnya.
Jika dalam pengasuhannya seorang anak memperoleh kasih sayang dan rasa cinta maka anak tersebut akan berkembang ke arah positif, tetapi jika pengasuh mengalami kegagalan, anak tidak dapat mempercayai orang dewasa dalam hidupnya. Tentang percaya dan tidak percaya dalam diri seseorang pasti tidak akan mencapai pada posisi 100% melainkan dibutuhkan keseimbangan dari keduanya.
2. Otonomi vs Rasa Malu dan Keraguan
Tahap ini terjadi pada masa balita, yaitu 18 bulan -- 3 tahun atau Early Childhood. Pada tahap ini anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tumbuh kembangnya, misalnya; belajar merangkak, berjalan, dan berbicara.
Tahap ini seorang anak sudah memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat yang akan membatasi kemampuan dalam mengekspresikan diri sehingga ia akan meminta pertolongan dan persetujuan dari orang tuanya yang berperan sebagai kontrol.
Dalam mengontrol pun hendaknya orang tua tidak terlalu berlebihan agar tidak timbul kerahuan dalam diri seorang anak, karena keraguan yang terus menerus akan mengakibatkan anak menjadi penyendiri.