Lihat ke Halaman Asli

Veronica Ari

Ad maiorem Dei gloriam

Hierarchy of Needs - Abraham Maslow

Diperbarui: 8 November 2021   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang psikolog asal Amerika bernama Abraham Maslow, mempelopori Psikologi Humanistik yang dikenal sebagai Hierarchy of Needs atau Tingatan Kebutuhan. Hierarki kebutuhan merupakan sebuah teori tentang kebutuhan bertingkat dengan konsep yang memiliki lima tingkatan kebutuhan dasar dan keinginan dari dalam diri manusia, yaitu; kebutuhan fisiologi, rasa aman, cinta dan rasa memiliki, penghargaan, dan aktualisasi diri.

Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan biologis untuk kelangsungan hidup. Kebutuhan ini merupakan prioritas tertinggi karena saat kebutuhan ini belum terpenuhi maka kebutuhan tingkat yang lebih tinggi lainnya tidak akan muncul. Misalnya; kebutuhan makan, minum, tempat tinggal, sex, pakaian, tidur, dll.

Kebutuhan rasa aman pada dasarnya merupakan upaya perlindungan hidup dan pertahanan hidup dalam jangka panjang, yaitu kebutuhan akan jaminan, hukum, proteksi, bebas dari kecemasan dan ketakutan.

Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki dapat terpenuhi misalnya dengan cara bergabung dengan suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat, keseragaman dalam berpakaian dengan maksud menumbuhkan perasaan memiliki, misalnya; keintiman, persahabatan, kepercayaan, dan penerimaan.

Kebutuhan penghargaan, menurut Maslow terbagi menjadi dua yaitu: 1) menghargai diri sendiri (self respect) antara lain kebutuhan kekuatan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan. 2) mendapat penghargaan dari orang lain (respect for other) yakni berupa kebutuhan prestise, penghargaan, status, kehormatan, dan dapat diterima orang lain.

Pada dasarnya setelah keempat kebutuhan di atas terpenuhi, manusia cenderung mencari pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi yaitu aktualisasi diri yang didalamnya terdapat kebutuhan ekspresi estetik. Setiap orang sebetulnya mampu mencapai tingkat aktualisasi diri ini jika kebutuhan yang lebih rendah sudah terpenuhi, namun sayangnya sering terjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan yang lebih rendah, misalnya; terjadinya perceraian, PHK, dan kurangnya perhatian.

Seiring perkembangannya, teori Maslow pun bertambah tingkat kebutuhannya, yaitu; kebutuhan kognitif yang meliputi pengetahuan dan eksplorasi, kebutuhan estetis meliputi keindahan, keseimbangan, dan bentuk, serta yang terakhir adalah kebutuhan transendensi atau pengalaman spiritual.

Teori Maslow ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan, yang menjadi kelebihan dari teori ini antara lain;  mudah dipahami, memperhitungkan sifat manusia, memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu beragam dan juga memiliki tingkatan-tingkatan, dan dalam penerapannya tingkatan ini dapat terjadi di mana saja, misalnya; sekolah, kantor, dan rumah. 

Sedangkan yang menjadi kekurangannya, yaitu; cara pandang satu dengan yang lain  tidak sama dilihat dari prioritas kebutuhan yang diinginkan, sulit diukur karena tingkat kepuasan manusia berbeda-beda, dan kebutuhan manusia tidak selalu mengikuti tatanannya atau lebih mengedepankan gengsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline