Lihat ke Halaman Asli

Bakar Batu, Syukuran Adat Pelantikan Gubernur Papua (2)

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13656762391666321931

[caption id="attachment_254103" align="aligncenter" width="572" caption="dok. pribadi"][/caption]

Kompasianer tentu sudah membaca banyak referensi tentang budaya Bakar Batu di Papua. Sayapun demikian. Tapi baru hari ini saya menyaksikannya dari dekat. Ini berlangsung di Lapangan Auri Sentani, dalam rangka acara Pengucapan Syukur atas pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Lukas Enembe dan Klemen Tinal.

[caption id="attachment_254104" align="aligncenter" width="509" caption="dok. pribadi"]

1365676290341224688

[/caption]

Dua putera terbaik dari wilayah pegunungan Papua ini dua hari lalu telah diamabil sumpah oleh Mendagri Gamawan Fauzi mewakili Presiden RI. Dan hari ini, pasangan Gubernur dan Wagup Papua ini mengundang semua warga Papua untuk mengucap syukur atas kepercayaan yang diberikan masyarakat Papua dan Pemerintah Indonesia kepadanya untuk memimpin Papua lima tahun ke depan.

[caption id="attachment_254105" align="aligncenter" width="534" caption="dok. pribadi"]

13656763451397258694

[/caption]

Memenuhi undangan panitia syukuran, di Lapangan Auri sejak siang tadi dipenuhi ribuan warga yang datang dari berbagai tempat. Sebagiannya datang mengenakan kostum khas Papua. Para ibu tak lupa membawa Noken, tas asli Papua yang terbuat dari anyaman tali Ada juga ibu-ibu yang mengisi Noken mereka dengan ubi dan sayur-sayuran. Kita tahu, beberapa waktu lalu, Noken telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. Dan kemarin, (10/4/2013) Mendikbud M. Nuh meresmikan pembangunan Museum Noken di Jayapura.

Bakara Batu

Pengucapan syukur menjadi inti acara itu guna memohon bimbingan Sang Ilahi agar Papua ke depan terus bangkit, mandiri dan sejahtera sebagaimana tekad yang mereka kumandangkan selama masa kampanye. Juga untuk mendapatkan restu dan dukungan dari seluruh warga Papua, para kepala suku, ondoafi dan lembaga-lembaga adat, pimpinan gereja-gereja dan pimpinan umat, para pejabat daerah, wakil rakyat, dan generasi muda, orang asli maupun warga pendatang, supaya dalam kepemimpinannya selama lima tahun ke depan, Lukas dan Klemen tidak bekerja sendirian.

[caption id="attachment_254106" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi"]

13656764481826620574

[/caption]

Selain acara kebaktian syukur, pesta rakyat ini dimeriahkan dengan acara bakar batu, budaya khas masyarakat adat pegunungan tengah, Papua. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi terpenting di Papua yang berfungsi sebagai tanda rasa syukur, menyambut kebahagiaan atas kelahiran, kematian, atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang.

Sebagai anak adat, Lukas dan Klemen pun menggunakan tradisi warisan leluhur mereka ini untuk mensyukuri kemenangannya menggapai kursi Papua-1. Semua yang hadir tampak larut dalam acara tersebut. Panitia syukuran membawa sejumlah babi ke tengah lapangan, lalu menyerahkannya ke masing-masing kelompok untuk diolah. Ada yang menyiapkan batu dan kayu bakar, ada pula yang menggali lubang untuk memasak. Para ibu pun tak ketinggalan, mengeluarkan ubi dan sayuranan dari Noken mereka. Di beberapa pojok lapangan, tampak sebagian warga menari diringi tabuhan Tifa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline