Lihat ke Halaman Asli

Kampus Bukan Sarang Teroris

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13513291161637959625

[caption id="attachment_220322" align="aligncenter" width="573" caption="sumber foto ilustrasi : Bintang Papua"][/caption] Maraknya aksi teror yang dilakukan kelompok-kelompok kepentingan di wilayah Papua membuat para aktivis kampus di Papua gerah dan angkat bicara.Kepada kelompok-kelompok yang tidak mengiginkan perdamaian di Papua itu, mereka menyerukan agar tidak memprovokasi mahasiswa dan menjadikan kampus sebagai basis kegiatan anarkistis.

Selasa, (23/10/2012) sejumlah aktivis mahasiswa Papua yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Papua Peduli Rakyat (KMP3R) menggelar jumpa pers di Café Donna, Ruko Dok II Jayapura. Secara tegas mereka menolak para pelaku kriminal yang saat ini tengah menjadi target operasi aparat Polda Papua bersembunyi di kampus-kampus atau di Asrama mahasiswa.

“Jangan ada pihak yang menjadikan Universitas Cenderawasih (Uncen) atau kampus-kampus yang ada di Papua maupun Kota Jayapura sebagai media atau objek untuk kepentingan politik. Jangan menggiring mahasiswa ke hal - hal yang negatif. Kami mengharapkan kepada Pimpinan Uncen agar melakukan tindakan tegas karena asrama Uncen saat ini bukan dihuni lagi oleh mahasiswa tapi pihak - pihak lain,” tegas Ketua BEM Umel Mandiri, Yansen Kareth.

Sementara rekannya Paul Numberi (Ketua BEM Uncen) menegaskan, pada dasarnya dari sekian ribu mahasiswa yang ada di Uncen tidak setuju jika kampusnya dijadikan sarang bagi para pelaku kriminal. akan hal itu.

“Kami menghimbau kepada oknum - oknum yang bukan mahasiswa Uncen dan menjadikan Uncen sebagai tempat persembunyian, kami minta agar tidak lagi mengganggu mahasiswa yang ingin belajar. Kalau di dalam proses perkuliahan ada isu kriminal di kampus akan mengakibatkan ketakutan bagi mahasiswa dan itu menghambat proses belajar mengajar” tegas Paul.

http://bintangpapua.com/headline/27986-kmp3r-kampus-di-papua-bukan-sarang-teroris-

DPR Papua Tolak Teroris Masuk Kampus

Sejalan dengan itu, Anggota Komisi A DPR Papua, Yohanes Sumarto mendukung sikap para mahasiswa. Menurutnya,sikap Koalisi Mahasiswa yang tergabung dalam KMP3R sudah  tepat  dan  benar dalam menghadapi situasi  keamanan di  Papua. Karena,  kampus di Papua adalah  tempat  mengasa ketrampilan dan  intelektual,  bukan sarang teroris.

Politisi dari Partai Gerindra ini tidak setuju kalau mahasiswa Uncen digeneralisasi dengan stigma makar, separatis dan  teroris.

“Mahasiswa perlu saling menyarankan  kepada teman-temannya  untuk berpartisipasi pada pembangunan dan pendidikan dan  lain-lain”  tandasnya.

Dirinya juga menyarankan kepada para mahasiswa untuk berdialog dengan Kapolda Papua untuk mencari solusi dalam rangka membersihkan kampus-kampus dari berbagai faktor yang mengganggu ketertiban dan keamanan. http://zonadamai.wordpress.com/2012/10/27/dpr-papua-tolak-teroris-masuk-kampus/

Sebagaimana sedang hangat di Papua saat ini, Polda Papua cukup gencar melakukan penegakan hukum untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dari gangguan aksi terror yang belakangan tampak marak terjadi di sejumlah wilayah di Papua. Salah satunya adalah memburu dan menangkap para pelaku kriminal yang sudah lama masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Papua.

Tindakan yang sudah dilakukan di antaranya adalah menangkap Danny Kogoya awal September lalu, serta Gideon Wonda pada 14 Oktober 2012. Danny dan Gideon diketahui adalah tokoh-tokoh Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN- OPM) yang beroperasi di wilayah Abepura, Jayapura. Mereka sudah lama menjadi DPO Polda setempat atas keterlibatan mereka dalam berbagai kerusuhan di Papua selama dua tahun terakhir. Seperti kasus penembakan di wilayah Gunung Merah, Abepura, kasus Nafri I pada 28 November 2010 dan Kasus Nafri II pada 1 Agustus 2011.

Selain tokoh OPM, Polda Papua juga telah menangkap sejumlah aktivis KNPB (Komite Nasional Papua Barat / sebuah organisasi pendukung Papua Merdeka) di beberapa wilayah, seperti di Timika pada 23 September dan 19 Oktober 2012, di Wamena pada 29 September dan di Jayapura pada 2 Oktober 2012. http://regional.kompasiana.com/2012/10/21/setelah-teroris-densus-88-kini-gencar-memburu-para-pengacau-papua-bag2/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline