Lihat ke Halaman Asli

Imparsial Sesalkan Maraknya Aksi Penembakan di Papua

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1345651807692489946

[caption id="attachment_208175" align="aligncenter" width="533" caption="salah satu korban penembakan di Papua. foto : Indonesiarayanews.com"][/caption] Imparsial, Lembaga Swadaya Masyarakat yang mengawasi dan menyelidiki pelanggaran HAM di Indonesia menyesalkan aksi-aksi kekerasan yang tengah terjadi di Papua saat ini.

“Ini semakin menjauhkan Papua dari zona damai. Perdamaian di Papua tak mungkin terlaksana sepanjang pihak yang melakukan perlawanan dan pemerintah tidak mau berdamai dan duduk bersama di meja perundingan,” kata Direktur Eksekutif Imparsial, Poengki Indarti, Rabu 22 Agustus 2012.

Satu-satunya solusi untuk menghentikan rangkain kekerasan di Papua, menurut Imparsial, adalah melalui dialog menyeluruh dengan semua elemen di Papua, termasuk pihak yang selama ini berseberangan dengan pemerintah.

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/345575--kekerasan-jauhkan-papua-dari-zona-damai-

Sebagaimana dirilis banyak media nasional, aksi penembakan di wilayah Papua kembali marak dalam sepekan terakhir. Korban jiwa terus berjatuhan. Aparat keamanan masih terus melakukan identifikasi dan pengejaran.

Pagi ini, Rabu, 22 Agustus 2012, sekelompok sipil bersenjata melakukan aksi brutalnya di Kampung Watiyai, Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua.Empat orang bersenjata menyamar sebagai warga kampung setempat menghentikan sebuah kendaraan yang ditumpangi empat karyawan PT. Putra Dewa (Kontraktor). Ketika kendaraan berhenti, mereka langsung menembaki para penumpang. Dua korban tewas di tempat, yaitu Henock dan Marcel. Sedangkan dua rekannyabernama Enoy dan Simson mengalami luka berat.

Sehari sebelumnya, Selasa, 21 Agustus 2012, mereka menghadangdan memberondong tembakan ke arah Briptu Gustab Wartanoi dan Brigadir Polisi Yohan Kisiwaito anggota Sub Sabhara Polres Paniai, yang sedang mencucui mobil di ujung bandara Paniai. Tembakan itu menewaskan Yohan Kisiwaito. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/345582-opm-tembaki-4-warga-deiyai-papua--2-tewas

Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Johanes Nugroho Wicaksono mengatakan, pihaknya menduga pelaku penembakanpersonel kepolisian yang ada di Enarotali, Kabupaten Paniai tersebut dari kelompok OPM yangberoperasi di wilayah tersebut. http://www.republika.co.id/berita/nasional/nusantara-nasional/12/08/21/m945ql-polda-pelaku-penembakan-polisi-diduga-dari-opm

Sementara itu sudah ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas aksi-aksi penembakan itu, khususnya di Eranatolo (Paniai) dan Deiyai yang terletak di wilayah Pegunungan Tengah, Papua. Mereka mengklaim sebagai Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Devisi II Makodam IV Paniai, dengan pimpinannya bernama John Yogi Magai. Kelompok ini beroperasi di wilayah Pegunungan Tengah. Selama sebulan terakhir, kelompok ini tampak beraksi di sekitar wilayah Kabupaten Paniai dan Deiyai, Prov. Papua.

Juru Bicara OPM Divisi II  Makodam Pemka IV Paniai, Leo Yeimo menyatakan bahwa pihaknyalah yang melakukan penembakan di Bandara Paniai itu, dan akan terus melakukan penyerangan lagi. “Kami siap tempur. Kalau aparat keamanan Indonesia mau kejar, silakan. Kami tidak mau Merah Putih, yang kami mau hanya Bintang Kejora,” ujar Leo Yeimo melalui telepon selularnya kepada Vivanews.com.

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/345499-opm-klaim-tembak-mati-polisi-papua

Awal bulan ini, persisnya pada 3 Agustus 2012, kelompok OPM faksi Yambi menghadang Danramil Mulia Puncak Jaya, Papua, Lettu (Inf) Laulus Logo yang sedang dalam perjalanan dari Mulia menuju Distrik Mewoluk dalam rangka memantau pemilukada ulang bupati dan wakil bupati Puncak Jaya. Senjata api milik Danramil jenis pistol FN 46 berhasil dirampas. Kelompok yang diduga beranggotakan 5 orang itu kemudian menyandera dan memukuli Danramil hingga babak belur, dengan luka di kepala dan sekujur tubuhnya.

Sebagai bangsa, kita berharap aparat keamanan di Papua tetap bekerja profesional.Aksi-aksi brutal yang dilakukan kelompok TPN/OPM pimpinan John Yogi agar disikapi secara arif. Tak perlu harus dibalas dengan aksi brutal juga. Karena negeri ini masih terus disorot oleh dunia barat terkait pelanggaran HAM. Semoga aksi-aksi kekerasa itu segera dihentikan, agar Papua sebagai zona dama segera terwujud. Semoga***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline