Lihat ke Halaman Asli

Vernanda Caesarani

Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan

Komunikasi Pembangunan pada Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Diperbarui: 1 November 2023   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus COVID-19 menggemparkan seluruh dunia, khususnya Indonesia sejak awal tahun 2020. Kasus pertamanya diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020, bahwa terdapat dua orang yang positif terjangkit Virus yang berasal dari Wuhan tersebut. Tentunya virus ini membuat kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat berubah, dari yang mulanya bisa beraktivitas di luar rumah, menjadi diharuskan berdiam di rumah untuk mencegah penyebaran virus dari satu orang ke orang yang lain. Fenomena pemberhentian kerja pada masa pandemi juga terjadi akibat bisnis yang berjalan tidak baik karena terhambat oleh virus ini. Pemerintah pun mencari berbagai cara untuk menangani penyebaran virus ini, mulai dari menetapkan kebijakan pembatasan sosial, penetapan kebijakan work from home, mengharuskan masyarakat menggunakan masker dan mencuci tangan, sampai pada pencegahan melalui program vaksinasi. Semua langkah ini merupakan upaya pemerintah untuk melindungi masyarakat dan mengatasi krisis kesehatan global ini yang telah mengubah kehidupan kita secara signifikan.

Partisipasi Masyarakat dalam Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Seperti yang kita ketahui, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting apabila kita ingin mencapai suatu tujuan bersama yang dimana salah satunya adalah untuk menanggulangi pencegahan COVID-19. Partisipasi masyarakat menjadi tolak ukur untuk menentukan keberhasilan dalam mencegah penyebaran wabah COVID-19 karena kita tahu bahwa pemerintah tidak dapat menangani kasus tersebut tanpa adanya peran dari masyarakat. Kunci dari penanganan pandemi yang paling utama adalah partisipasi masyarakat yang mengikuti arahan serta imbauan dari pemerintah untuk selalu menjaga jarak, menggunakan masker, mengurangi bepergian keluar rumah, dan juga turut serta dalam vaksinasi COVID-19. 

Karena penularan virus ini sangat cepat, pemerintah pun gencar untuk mewajibkan vaksinasi di seluruh wilayah, tetapi apabila vaksinasi telah dilakukan namun didapatkan hasil yang kurang optimal, maka hal tersebut jelas berkaitan dengan kurangnya partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi COVID-19 tersebut. Agar vaksinasi bisa berjalan dengan baik, dibutuhkan sebuah pengarahan dan juga sosialisasi lebih dari pemerintah tentang pentingnya vaksin bagi tubuh yang memenuhi syarat vaksinasi serta memastikan bahwa vaksin selalu tersedia karena partisipasi aktif masyarakat dalam vaksinasi COVID-19 adalah elemen kunci dalam upaya untuk mengatasi pandemi, melindungi individu dan komunitas, serta memungkinkan pemulihan sosial dan ekonomi yang lebih cepat.

Peran Komunikasi Pembangunan 

Komunikasi pembangunan sendiri merupakan sebuah metode atau usaha penyampaian sebuah gagasan atau ide yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah lembaga kepada masyarakat luas dengan tujuan agar masyarakat dapat memahami, menerima, dan berperan aktif dalam mengimplementasikan gagasan atau ide tersebut (Zulyadi dalam Idawati, 2022). Dari definisi tersebut, kita pun melihat bahwa komunikasi menjadi suatu hal yang penting dalam proses pembangunan, yang mana dalam topik ini pembangunan tersebut adalah program Vaksinasi COVID-19 untuk menangani kasus COVID-19. Masih minimnya partisipasi masyarakat pada program Vaksinasi pun menjadi sebuah penghambat proses pembangunan dalam rangka mencegah penyebaran virus COVID-19 yang berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mubarok & As'adi (2022) yang berjudul, "Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada Program Vaksinasi Covid-19 (Studi Pada Desa Pendarungan Kecamatan Kabat)", didapatkan hasil bahwa kurangnya jumlah warga yang mengikuti program vaksinasi disebabkan oleh adanya kesalahan informasi terkait efek samping vaksinasi di media sosial, yang kerap sekali muncul informasi kematian pasca melakukan vaksinasi, padahal informasi tersebut terkadang tidak disertakan bukti valid terkait penyebab pasti, bahan kandungan vaksin, serta kronologinya. Dalam hal ini, komunikasi pembangunan menjadi krusial, mengingat masih banyaknya informasi yang belum dicerna secara maksimal oleh masyarakat terkait Vaksinasi COVID-19. 

Peran komunikasi pembangunan menjadi begitu penting dalam permasalahan ini, karena komunikasi pembangunan akan membantu menyediakan informasi yang akurat terkait vaksin COVID-19, termasuk manfaat, efek samping, dan proses pelaksanaannya. Informasi yang benar dan jelas dalam proses komunikasi pembangunan membantu menghilangkan ketidakpastian dan kebingungan di kalangan masyarakat, sehingga masyarakat tidak lagi terkecoh oleh berita hoax. Selain itu dengan adanya komunikasi pembangunan juga dapat mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program Vaksinasi COVID-19, dengan melakukan konsultasi bersama masyarakat, diskusi publik, sampai pada forum masyarakat. Selain itu ketakutan masyarakat terkait efek samping vaksin juga bisa diatasi dengan komunikasi pembangunan, dengan cara kampanye, pembuktian ilmiah efek samping vaksin, sampai pada transparansi terkait informasi efek samping vaksin. Dengan adanya hal-hal tersebut, proses komunikasi pun terjalin dengan lebih baik tanpa adanya miss komunikasi, sehingga proses pembangunan yang dalam konteks ini adalah pencegahan virus COVID-19 bisa teratasi lebih mudah.

Kebijakan dan Rekomendasi Program 

Dalam upaya untuk memperkuat peran komunikasi pembangunan dalam menghadapi tantangan partisipasi masyarakat, pemerintah telah melaksanakan berbagai langkah, termasuk menerapkan pembatasan sosial serta menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dengan tujuan utama mengurangi penyebaran COVID-19. Meskipun berbagai tindakan ini telah diambil, angka kasus COVID-19 terus meningkat. Oleh karena itu, sebagai respons terhadap perkembangan tersebut, pemerintah kini mengadopsi strategi 3T (tracking, testing, dan treatment) untuk mengatasi pandemi ini dengan lebih efektif.

Strategi 3T ini melibatkan upaya yang lebih intensif dalam melacak individu yang telah berinteraksi dengan kasus positif, menguji mereka secara menyeluruh, dan memberikan perawatan yang diperlukan bagi individu yang terinfeksi. Dengan fokus pada tiga aspek tersebut, diharapkan dapat meminimalkan penyebaran virus dan memberikan perawatan yang tepat waktu kepada mereka yang membutuhkannya. Ini merupakan langkah penting dalam menggalang dukungan dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan bersama dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline