Lihat ke Halaman Asli

Veri TugasProvitasari

Man Jadda Wa Jadda

Aktivitas Sehari-hari Penyandang Disabilitas Roemah Difabel Semarang

Diperbarui: 4 Juli 2019   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roemah D atau Roemah Difabel yang terletak di  Jl. MT Haryono 266 Semarang Tengah, untuk menuju ke lokasi sedikit sulit karena tempat yang sangat kecil yang  terhimpit oleh toko-toko yang berjejeran diantaranya.

Banyak mahasiswa dari perguruan tinggi berkunjung untuk melakukan berbagai aktivitas. Mahasiswa yang berkunjung di antaranya dari Universitas Semarang, untuk melakukan penelitian mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan teori Multi Ganda. Selasa (4/7)

Setiap tamu yang berkunjung di berikan sambutan yang hangat. "Kunjungan mahasiswa ketika melakukan penelitian ataupun wawancara dan observasi harus menggunakan surat tugas / surat ijin dari pihak lembaga yang bersangkutan agar sesuai dengan SOP," ujar Bu Wiwik.

Untuk sekarang kaum difabel di sebut penyandang disabilitas, tidak diperkenankan untuk bicara cacat/ idiot dan Bu Wiwik mengatakan bahwa di Roemah D ada berbagai macam penyandang disabilitas.

Anak multi ganda diantaranya, anak yang menderita kombinasi atau gabungan dari dua atau lebih kelainan / kecacatan dalam segi fisik, mental, emosi dan social. Sehingga memerlukan pelayanan pendidikan, psikologis, medis, sosial dan vokasional melebihi pelayanan yang sudah tersedia bagi anak yang berkelainan tunggal, agar masih dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

Beberapa kombinasi ketunaan yang termasuk tuna ganda adalah tuna netra-tuna rungu, tuna netra-tuna daksa, tuna netra-tuna grahita, tuna rungu-tuna daksa, tuna rungu-tuna grahita, tuna daksa-tuna grahita, tuna netra-tuna rungu-tuna daksa, dan lain-lain.

"Di sini semua berkombinasi dengan tuna grahita" ucap Bu Wiwik.

Tuna grahita juga disebut retardasi mental atau keterbelakangan mental. Bahwa kecerdasan dibawah rata-rata dan seperangkat keterampilan kehidupan yang ada sebelum usia 18 tahun.

Kegiatan belajar mengajar penyandang disabilitas Roemah D dilakukan pada hari senin sampai hari jumat mulai dari jam 10 pagi sampai jam 2 siang. "Hari senin belajar bahasa inggris, selasa calistung, rabu calistung, kamis sulam pita, jumat menjahit dan menulis kreatif," ungkap Putri.

Selesai pembelajaran para mahasiswa memasuki ruangan kelas dan melakukan pendekatan dengan para difabel. Mulai dengan berkenalan satu persatu anak difabel di antaranya bernama:

  • Sofi (tuna grahita) Berusia 21 tahun  mempunyai kemampuan bernyanyi menggunakan vocal inggris
  • Dian (tuna grahita) Berusia 22 tahun mempunyai kemampuan menari adat
  • Putri (tuna grahita) Berusia 20 tahun mempunyai kemampuan menjahit membuat baju lalu menjualnya. Hasil jualannya di tabung untuk membeli mesin jahit dirumah
  • Ariel (tuna grahita -- tuna netra) Berusia 16 tahun mempunyai kemampuan memainkan keyboard dan bernyanyi. Ariel sering menjuarai saat berkompetisi di ajang perlombaan bernyanyi
  • Ayu (tuna grahita) Berusia 21 tahun mempunyai kemampuan bernyanyi
  • Mita (tuna grahita- tuna wicara) Berusia 25 tahun mempunyai kemampuan bernyanyi dan berfoto
  • Nurma (tuna grahita) Berusia 18 tahun mempunyai kemampuan berhitung cepat
  • Indah (tuna wicara-tuna grahita)
  • Yanis (tuna wicara-tuna grahita) Laki-laki , yanis berinteraksi melalui tulisan.

Dimulai dengan metode calistung, memberikan sesi tanya jawab dan permainan hingga aktivitas selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline