Lihat ke Halaman Asli

Vera Verawati

Ordinary woman

Taman Baca: Pengetahuan Lokal dan Strategi Pengenalan

Diperbarui: 9 Oktober 2023   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Praktik wawancara Basa Sunda (Dok.Penulis)


Pentingnya mengenalkan pengetahuan lokal yang ada di daerah masing-masing. Seni dan budaya daerah termasuk di dalamnya. Bahasa ibu menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk terus dilestarikan. Ironis ketika mendengar bagaimana anak-anak daerah menggunakan bahasa lain dan tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa ibu.


Bahasa sunda, kesenian dan budaya sunda menjadi bagian kekayaan yang luar biasa besar dan perlu terus dipertahankan keberadaannya. Namun berbagai kendala di lapangan ditemukan. Salah satunya kurangnya tenaga ahli yang kompeten dibidang-bidang tersebut yang bersedia membagikan ilmu secara sukarela kepada anak-anak. Taman Baca Masyarakat terus berupaya memperbaiki kondisi memprihatinkan ini.


Dengan berbagai terobosan baru. Skala nasional Forum Taman Baca melakukan sinergitas dengan unsur-unsur terkait guna menunjang perbaikan kondisi tersebut. Dari lomba menulis berbahasa daerah bekerjasama dengan Balai Badan Bahasa daerah setempat dan Perpusnas, hingga seminar-seminar yang memiliki relevansi dalam upaya penyelamatan pengetahuan lokal.


Masyarakat umumnya dan anak-anak khususnya sebenaranya memiliki ketertarikan sangat tinggi pada pengetahuan lokal, seni dan budaya lokal. Tapi keterbatasan ruang untuk mengakses, hanya dengan melihat lewat aplikasi, itu juga butuh bimbingan dalam memastikan bahwa tontonan tersebut memang layak untuk dinikmati semua umur atau butuh tuntunan kepada anak-anak saat menontonnya.


Maka peran serta semua pihak dalam upaya menyelamatkan pengetahuan lokal di dalamnya termasuk bahasa ibu. Bahasa sunda, budaya dan tradisi sunda, aksara sunda. Sudahkah sampai ke masyarakat? Setidaknya sebagai warga lokal sudah seharusnya mengetahuinya. Bagaimana bisa membanggakan daerahnya jika bahkan tidak mengenal identitas daerahnya sendiri.


Uapaya ini bisa dimaksimalkan andai kepedulian itu dimiliki oleh semua pihak. Bentuk kepedulian itu bisa diaplikasikan dalam bentuk kerjasama memperkenalkan pengetahuan lokal. Taman Baca memiliki ruang dan massa tapi professionalisme tidak sepenuhnya memiliki ketersediaan. Jaringan yang dimiliki ikut menentukan suksesnya sebuah program penunjang.


Maka peran serta pemerintah dan masyarakat ikut menjadi faktor penentu keberhasilan terselamatkannya pengetahuan lokal. Dan Taman Baca memberi ruang seluas-luasnya bagi pihak-pihak yang akan bekerjasama sebagai upaya pelestarian itu. Jika tidak hari ini kapan lagi? Sedikit pergerakan lebih baik dari pada diam dan membiarkan hilang tenggelam oleh peradaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline