Lihat ke Halaman Asli

Ramadhan bersama Umar (Part 6 Sahur Terakhir di Rumah Nenek)

Diperbarui: 16 April 2021   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Oleh : Vera Syukrians,S.Pd


Sahur pertama terlihat Atuk kurang bersemangat. Atuk hanya makan sesuap nasi. Masih banyak nasi yang tersisa. Sahur pertama Atuk hanya minum air gula hangat bikinan Umi.

Dengan semangat yang Umar miliki, Atuk merasa malu. Anak umuran 6,5 tahun sanggup menahan haus dan lapar. Sampai sore masih terlihat semangat dan kuat.

Atuk termangu memandang cucunya. Dia bangga memiliki cucu seperti Umar. Baginya Umar cucu spesial yang sangat dia sayangi.

Kenapa Umar spesial?

Umar memiliki riwayat sakit kejang. Jika telah demam tinggi, maka Umar akan kejang. Sejak Umur 6 tahun, Umar sudah 6 kali dirawat gegara kejang.

Atuk sering khawatir dengan Umar. Acap kali Umar ditanya keadaannya saat ditelpon Atuk, terutama masalah suhu tubuhnya.

Atuk sudah trauma memiliki 5 anak hanya Umi yang tidak sakit kejang. Dibayangan Atuk anak-anak kejang ditangannya. Dia panik dan tak tau arah. Justru seperti itu, Atuk sangat mengkhawatirkan Umar.

Sekarang Atuk sangat senang melihat Umar sehat dan badan sudah mulai gemuk. Apalagi melihat Umar bisa makan sahur dengan lahap. Padahal itu waktu tidur nyenyak, namun semua terkalahkan niat baik Umar ingin malaksanakan puasa di siang hari.

Sahur kedua adalah sahur terakhir Umar di rumah nenek menjalang Umi masuk sekolah. Hari Rabu jam setengah lima, Umar sudah siap untuk sahur. Dia dibangunkan Umar dengan sepiring bakwan.

Bakwan bisa bangunkan Umar? Why?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline