Prof. Stella Christie dalam acara Indonesia Millenial and Gen-Z Summit 2024 mengungkapkan penggunaan ChatGPT di dunia akademik tidak menjadi masalah, namun Prof.Stella juga mengingatkan agar kita lebih bijak menggunakanannya, karena jika kita terlalu sering mengandalkan ChatGPT maka kita tidak akan tahu lagi mana tulisan yang bagus dan tulisan yang tidak bagus dan itu sama saja dengan kehilangan naluri.
Secara pribadi saya setuju dengan pernyataan tersebut, apalagi dalam dunia pendidikan, jangankan mahasiswa, anak SMP saja sudah bisa bahkan sering menggunakan Chat GPT dalam menyelesaikan tugas, dan ini bukan hoax karena saya sendiri menyaksikan bagaimana mereka menyelesaikan tugas bahkan ulangan dengan menggunakan AI.
JIka saya memberikan pandangan secara seimbang tentang kelebihan AI dalam pembelajaran, secara efisiensi waktu jelas akan sangat membantu guru, karena tugas-tugas administrasi seperti laporan dan penilaian bisa otomatisasi sehingga guru bisa lebih banyak berinteraksi dengan siswa. Selain itu AI dapat memberikan umpan balik secara cepat dan akurat, serta mampu mengidentifikasi kesalahan. Yahh,,,intinya canggihlah ya, dan itu baru sebagian kecil kemudahan yang kita dapatkan dalam menggunakan AI.
Tapi kemudian apa kelemahannya jika kita terlalu bergantung pada kehebatan AI? Bagi siswa tentunya critical thingking mereka jelas terhambat karena akibat ketergantungan pada teknologi membuat ketrampilan dasar mereka cenderung tidak ada. Belum lagi implementasi AI dalam skala besar serta perawatan pembaruan aplikasi akan sangat membutuhkan biaya yang tinggi, adalagi yang lebih miris dari hal tersebut yaitu ketrampilan sosial, secanggih-canggihnya teknologi jelas tidak akan bisa memahami dan merespon emosi manusia.
Dari sekilas tulisan saya diatas, tentu bisa saya nyatakan bahwa battle AI vs Guru yang menang pasti adalah GURU.
Guru tetap memegang kunci dalam proses pembelajaran sementara AI hanya menjadi alat untuk mendukung proses pembelajaran. dan saya yakin dengan pendekatan yang tepat dan bijak, maka AI dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H