Menjelang lebaran pembatasan sosial diperlonggar, bandara kembali di buka untuk lokal dan domestik. Beberapa kota yang awalnya ketat menerapkam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sekarang melonggarkan aturan.
Saat pandemi covid-19 masih mewabah bahkan di pelosok desapun sudah banyak orang yang positif terkena virus corona namun aturan pelonggaran justru muncul. Akhirnya rakyat merasakan kelegaan dan meluapkan nafsu untuk bepergian.
Terlihat di beberapa titik pertokoan daerah Purwokerto, berjejer motor dan mobil terparkir memenuhi tempat parkir serta bahu jalan. Toko pakaian dan mall kembali ramai, bahkan terlihat berdesakan layaknya suasana menjelang lebaran seperti tahun sebelumnya yang tanpa pandemi.
Sebuah pemandangan yang sangat memprihatinkan, miris melihat manusia tidak bisa mengendalikan emosinya untuk bepergian di tengah keadaan belum normal. Mereka melupakan perjuangan para tenaga medis yang sampai saat ini masih selalu dihantui kekhawatiran dengan penyebaran covid-19.
Hari raya Idul Fitri memang sudah di depan mata, namun bukan berarti kita bisa seenaknya berbelanja pakaian untuk menyambutnya. Hari yang suci tidak harus dengan berpakaian baru, justru hati yang suci lebih diutamakan.
Kesucian hati salah satunya adalah bisa mengendalikan hawa nafsu, tidak belanja berlebihan dan bisa menjaga diri untuk kebaikan. Tugas kita sangat ringan, diam di rumah saja sudah sangat membantu memutus penyebaran covid-19 namun untuk mengingatkan diri masing-masing orang itu sangat susah.
Semua pihak punya tanggung jawab, pemerintah hendaknya lebih tegas membuat aturan selama data penderita covid-19 masih terus ada setiap hari. Rakyatpun harus selalu waspada dan menjaga diri serta keluarganya dengan mematuhi aturan agar penyebaran covid-19 segera berlalu.
Penerapan social distancing dan physical distancing tidak mudah apabila masing-masing individu tidak mau menyadari pentingnya hal tersebut. Mengabaikan keselamatan jiwa, tidak menghargai para petugas medis dan tidak mampu mengendalikan hawa nafsu adalah kesalahan fatal yang tidak disadari manusia.
Kita memang tidak boleh panik namun bukan berarti kita sekarang bebas seperti tak ada wabah. Pelonggaran ini berisi banyak aturan tapi manusia tidak mau membaca sehingga mereka hanya berpikir sekarang sudah lebih bebas lagi.