Lihat ke Halaman Asli

Vera Shinta

Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Desa Kedungoleng Siapkan Tempat Mandi di Posko untuk Pemudik

Diperbarui: 3 April 2020   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang masuk Desa Kedungoleng | dokpri

Arus pemudik yang makin banyak tiap harinya membuat desa harus bergerak cepat untuk memperketat penjagaan demi kesehatan warga. Desa tidak melarang perantauan untuk mudik tapi juga menghimbau untuk memikirkan keselamatan keluarga atas kesehatannya.

Segencar apapun kebijakan diluncurkan agar perantauan sementara jangan mudik dulu, tapi itu semua tidak mudah untuk dipatuhi. Banyak pertimbangan yang membuat mereka harus mudik, diantaranya karena faktor penghasilan dan kebutuhan hidup. Pandemi COVID-19 membuat banyak orang kehilangan penghasilan harian yang mengakibatkan mereka menjadi bingung kalau tetap tinggal di perantauan, jadi memilih mudik dan tinggal di desa dengan mengandalkan hasil kebun untuk kehidupan sehari-hati.

Lonjakan pemudik yang akhirnya akan menjadi ancaman penyebaran corona virus ini memang menjadi pemikiran pemerintahan desa. Bagaimanapun juga kewaspadaan harus diterapkan karena tidak ada yang melihat langsung seperti apa orang yang menjadi carrier (pembawa virus) ini.

Padahal seperti HJ. Nur Nadlifah sebagai anggota komisi IX DPR RI Dapil IX Jateng juga mengingatkan agar masyarakat memperbanyak berdiam di rumah mengurangi aktivitas kesehariannya sepanjang Covid-19 belum mereda. Hal ini sesuai dengan arahan pemerintah pusat yang diturunkan kepada pemerintah provinsi hingga pemerintah daerah.

Posko 1 | dokpri

BPD Kedungoleng Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes bersama Pemdes membuat gagasan untuk mengadakan posko pencegahan COVID-19. Langkah ini langsung dianggarkan oleh pemdes sebesar 50 juta dan dimasukkan dalam APBDes 2020.

Rencana posko akan dibuat di 4 titik, namun saat ini yang sudah jalan baru 1 posko yaitu di dusun 1. Posko ini ditempatkan tepat di gerbang masuk desa di depan SMP Ma'arif BU 2 Paguyangan, setiap hari dibagu menjadi 4 jadwal piket. Tiap shift terdiri dari 2 oranh, yang terlibat adalah ketua RW dan RT pemuda juga banyak yang ikut menjaga sebagai relawan.

Lukmanul Hakim BPD Kedungoleng mengatakan untuk kegiatan di desa sudah beberapa kali diadakan penyemprotan disinfektan keliling desa dan di semua tempat.

"Di posko memang tidak disediakan alat untuk mengukur suhu karena pemudik sudah langsung ke puskesmas jadi di sini pemudik harus langsung mandi sebelum bertemu dengan keluarganya sebagai langkah awal pencegahan," ungkap Lukman menjelaskan.

Di posko ini disediakan tempat mandi besarta sabunnya, jadi apabila ada pemudik yang datang maka harus langsung mandi di posko. Untuk pakaian ganti dibawakan oleh anggota keluarga ke posko, setelah itu diberi penjelasan dan pamflet SOP selama masa karantina. Pemudik dan keluarganya harus melakukan karantina mandiri dan memeriksakan diri ke puskesmas apabila ada keluhan kesehatan.

Data pemudik Desa Kedungoleng sampai saat ini sekitar 250an orang dan menjadi ODP, data tersebut diperoleh dari petugas yaitu terdiri dari 2 kader posyandu di masing-masing dusun. Jadi kegiatan pencegahan ini dilakukan secara bersama oleh pemdes, BPD, Linmas, kader posyandu, petugas kesehatan dan warga masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline