Lihat ke Halaman Asli

Vera Shinta

Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Liburnya Senang, Tugasnya Bikin Meriang

Diperbarui: 17 Maret 2020   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi belajar dari rumah. (sumber: pixabay)

Libur sekolah 14 hari mulai dari hari ini (16/03), kemarin murid-murid bersorak saat pengumuman libur dibagikan di grup kelas. Semua muncul dan berceloteh riang tentang apa saja sambil bercanda. Tadi pagipun masih sama, mereka saling meledek di WAG karena bisa libur lama.

Guru-guru tadi tetap berangkat kesekolah untuk koordinasi dan menindaklanjuti acara libur darurat ini. Libura harus diisi dengan kegiatan belajar, bagaimanapun bentuknya disesuaikan dengan keadaan peserta didik.

Awalnya akan memanfaatkan pembelajaran online yang disediakan dinas pendidikan, ada ruang guru, ruang kelas dan banyak alamat belajar online gratis untuk siswa.

Namun melihat kondisi siswa yang tidak semua punya ponsel android dan pasti butuh kuota yang tidak sedikit maka diputuskan pemberian tugas secara manual saja. 

Dok. Pribadi

Dok. Pribadi

Artinya, masing-masing guru mata pelajaran memberikan tugas untuk mengerjakan latihan soal dibuku pendamping siswa ataupun tugas lain yang sekiranya bisa dilakukan dirumah. Tugas tersebut diberikan pada wali kelas, kemudian wali kelas akan menyampaikan di WAG kelas masing-masing.

Untuk tingkat SMP ada 11 mata pelajaran yang harus diikuti siswa, otomatis akan ada 11 tugas juga dalam 1 minggu ini. Minggu kedua akan diberi tugas yang berbeda.

Akhirnya mulai siang tadi hingga malam ini satu persatu guru mata pelajaran mengirim tugas untuk siswa melalui wali kelas, langsung disampaikan ke grup kelas. 

Sejak ada pemberian tugas digrup, hanya satu anak yang aktif memberi komentar dan menyapa. Grup mendadak sepi tanpa respon apalagi celotejan yang serame saat pengumuman liburan.

Malam ini makin sepi, setelah mengirim satu tugas lagi dari pelajaran agama isenglah bertanya kenapa grupnya jadi sepi. Kembali hanya satu anak itu yang merespon, berpikir positif kalau kawan-kawannya sedang fokus belajar. Tapi pake emoticon tidak percaya juga sih, secara sudah hafal bagaimana kawan sekelasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline