Lihat ke Halaman Asli

Vera Shinta

Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Puisi | Rejeki Hujan

Diperbarui: 5 Maret 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Ajibarang | Dokpri

Air mata langit menyambut pagi penuh semangat, derasnya tak henti menari menggoda. Membasahi pertiwi yang pasrah berselimut dingin. Rela berkawan kelabu yang membentang.

Mendungmu tak menyurutkanku wahai langit. Teriak hati para pedagang yang sigap menata dagangannya. Semangat menyambut rejeki lebih utama daripada mengeluhkan suasana ini. Pagiku tetap sama seperti kemarin.

Hujan turun membawa keberkahan, begitu pikiran indah dihati para penikmat syukur. Tak perlu mengeluh, tak usah mengutuk. Dalam hujan tersimpan rintik rejeki yang tak henti.

Rintik air tak kunjung henti, terus mewarnai hari hingga siang menyapa masih dengan gelayut mendung. Satu persatu lapak dilipat, menata semua untuk kembali pulang. Rejeki hujan tetap melimpah, tak ada yang berubah. Dia telah mengatur semua dikala langit cerah ataupun mendung, semua masih sama selagi manusia selalu terus bersyukur dengan nikmatNya.

KBC26-Kombes Jateng




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline