Lihat ke Halaman Asli

Mudik, Kesempatan untuk Berbakti pada Orang Tua

Diperbarui: 7 Juni 2018   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi mudik (sumber: bukalapak.com)

Menjelang hari raya, mudik selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu. Kerinduan akan keluarga dan tempat tinggal asal akan mengalahkan segala rasa malas dan lelah karena menghadapi macet, panas, dan pengapnya lautan manusia. Meski berlama-lama di jalan, berdesak-desakan, kita akan rela-rela saja demi bertemu orang tua. Keikhlasan hati yang tanpa sadar kita rasakan karena kerinduan.

Melepas rindu memang tidak harus melalui momen-momen langka yang membahagiakan dan membuat iri seantero jagat maya. Bertemu wajah orang tua saja hati rasanya tenang. Disambut masakan ibu, tidur di tempat tidur rumah, dan mendengar celotehan orang tua juga tak kalah membahagiakan.

Namun seringkali kita lupa satu hal. Berbakti. Sudahkah kita berbakti kepada orang tua? Meski di rumah, seringkali kita masih sibuk mengurusi urusan pekerjaan, urusan di perantauan, atau justru malah bermalas-malasan. Mumpung di rumah, merasa makan sudah ada yang masak, tidur sudah ada yang membangunkan, sementara sedari pagi hingga sore ibu sibuk mengurus dapur dan menyiapkan kue lebaran misalnya.

Tidak sadarkah justru kita tambah membebaninya? Mudik ini adalah momen kita untuk berbakti pada orang tua. Berbakti kepada orang tua adalah wajib. Tidak melulu hal-hal muluk menjadi orang sukses yang membanggakan. Kita bisa mulai membiasakan diri untuk meringankan beban orang tua, itu saja sudah termasuk berbakti.

Mumpung di rumah, momen ini bisa kita manfaatkan maksimal untuk berbakti. Mulai dari bangun lebih awal ketika sahur, membantu membuatkan makanan sahur untuk keluarga, membersihkan rumah, mencuci pakaian kita dan pakaian orang tua, termasuk membantu membuat kue lebaran. Meski sepele, itulah yang seharusnya menjadi tugas kita di rumah.

Tetap saja bukan berarti urusan pekerjaan bisa kita tinggalkan begitu saja. Jika memang mendesak, kita bisa tetap menyelesaikan urusan kita di perantauan ketika malam hari. Yang penting kewajiban membantu orang tua tetap tidak kita tinggalkan. Karena kesuksesan kita juga berkat doa dan kerja keras orang tua, bukan?

Lalu, bagaimana dengan yang belum bisa mudik?

Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mudik setiap tahun. Ada juga yang belum diberi kesempatan karena hal-hal yang tidak terencana. Berbakti kepada orang tua bisa kita lakukan dengan mendoakannya setiap hari, menanyakan kabarnya melalui telepon, dan selalu ingat orang tua  ketika kita malas atau putus asa meraih kesuksesan. Maksudnya, supaya ketika kita malas, kita bisa kembali semangat ketika teringat orang tua. Tidak melakukan hal-hal yang membuat sedih orang tua juga termasuk berbakti. Setidaknya kita membantu meringankan beban pikirannya.

Sekian. Tulisan yang sebenarnya ditujukan untuk diri saya sendiri ini semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline