Lihat ke Halaman Asli

Dede Yusuf, Jokowi dan Nomor 3

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya warga DKI dan tidak ikut timses atau relawan calon manapun. Hanya karena kampung saya di Jawa Barat, saya jadi tertarik menonton meriahnya pesta rakyat Jabar yang akan berlangsung dalam hitungan bulan. Adalah Dede Yusuf, salah satu calon incumbent yang ikut meramaikan bursa pemilihan Jabar 1, yang menarik perhatian saya. Mengapa demikian? Karena dari sekian banyak calon, saya melihat peluang yang cukup besar untuk sang mantan bintang laga ini.

Tentu bukan persoalan popularitas dan elektabilitas DY yang akan saya bahas, akan tetapi saya melihat kaitannya dengan Jokowi. Mengapa Jokowi? Saya tidak akan menyamakan sosok DY dengan Jokowi. Saya kira masing-masing memiliki style tersendiri dalam hal kepemimpinan dan pendekatan terhadap masyarakat. Menurut saya yang menarik adalah ketika dua orang petinggi birokrasi ini saling berkomunikasi. Cara berkomunikasinya pun bukan melalui telepon atau pun email, melainkan melalui media.

Dapat dikatakan nama DY kembali menghiasi berbagai media baik lokal maupun nasional, baik cetak maupun elektronik, sejak dirinya akan mencalonkan diri sebagai Jabar 1 berikutnya. Setelah mendaftarkan diri ke KPUD, DY mulai melakukan roadshow ke berbagai kota di Jawa Barat. Bagi sebagian orang mungkin apa yang dilakukannya ini hanyalah pencitraan belaka, namun di sisi lain justru roadshow DY ini dapat menjadi tolak ukur sekaligus untuk melihat respon masyarakat terhadap sosok DY. Sementara bagi saya, roadshow tersebut dapat dikatakan untuk me-refresh memori masyarakat akan eksistensi DY sebagai Wagub yang selama ini seolah 'tenggelam' oleh aksi sang Gubernur.

Dari sekian banyak roadshow yang dilakukan DY, yang paling menarik adalah ketika DY berkunjung ke kota Depok dan Bekasi. Ada apa dengan Depok dan Bekasi?

Di Bekasi, DY sempat mengunjungi TPA Bantargebang, tempat pembuangan sampah akhir penduduk Jakarta. Pada kunjungan tersebut, DY sempat mengatakan akan melakukan renegosiasi dengan Pemprov DKI terkait pemenuhan berbagai fasilitas sosial dan lingkungan di sekitar TPA Bantargebang serta pembangunan Green Zone. Rencana DY ini disambut baik oleh Jokowi ketika dikonfirmasi wartawan beberapa hari kemudian.

Sementara di Depok, DY sempat menguji nyali dengan menyebrangi jembatan gantung yang menghubungkan Cimanggis-Depok dengan Srengseng Sawah-Jakarta Selatan. Kunjungan DY tersebut seolah merespon apa yang telah dilakukan Jokowi sehari sebelumnya. Kondisi jembatan yang membentang di atas Kali Ciliwung tersebut kondisinya memang sangat memprihatinkan. Jembatan tersebut kini dipugar atas bantuan dana dari Jokowi dan DY.

Inilah yang saya maksud komunikasi antara DY dengan Jokowi. Kunjungan kedua tokoh yang didokumentasikan oleh media ini menyiratkan seolah-oleh keduanya kompak dalam hal menyelesaikan permasalahan di wilayah perbatasan. Saya justru heran, mengapa komunikasi media ini tidak terjadi pada Rieke, rekan satu partai sekaligus timses Jokowi, padahal dia juga ikut nyalon dalam bursa Pilkada Jabar. Atau setidaknya komunikasi ini juga dilakukan Aher sebagai sesama Gubernur sekaligus Cagub Jabar selanjutnya, namun tidak jua.

Keterkaitan DY dengan Jokowi rupanya masih berlanjut hingga perolehan nomor urut pada Pilkada nanti. Pasangan DY-Lex mendapatkan nomor urut tiga. "Nomor urut yang sama dengan nomor urutnya pada Pilkada Jabar 2008 lalu saat berpasangan dengan Aher, sehingga nomor tiga menjadi angka keberuntungan". Kurang lebih begitulah komentar DY soal nomor urut dan entah disengaja atau tidak, DY juga mengacungkan tiga jarinya seperti tanda metal. Masih ingatkah kita saat Pilkada DKI lalu Jokowi juga mendapatkan nomor urut tiga dan tangannya mengacungkan tiga jari tanda metal?

Jadi, apakah DY-Lex akan menjadi the next Gubernur dan Wagub Jabar periode 2013-2018? Kita lihat saja hasilnya nanti, apakah sang Prabu Siliwangi masih mengharapkan si Macan memimpin wilayahnya atau tidak.

Semua yang saya tulis ini murni analisis saya sendiri dan bukan untuk tujuan mempengaruhi pilihan Kompasianer yang terdaftar sebagai pemilih di Pilkada Jabar nanti. Namun saya memang senang mengutak-atik tanda-tanda seperti ini.

Salam Kompasiana!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline