Lihat ke Halaman Asli

Tuk- Kantuk

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuk kantuk...

Urat-urat leher bagai menggeletuk..

Saat kepala terayun-ayun,

Tak terkontrol dibawa kantuk

Tuk-kantuk..

Musik yang menghentak makin menggoda,

Bukannya membuat mata terbelalak dan terjaga,

Malah makin membawa...

Hentakan ributnya malah bagai lagu nina bobo yang dibawakan mama..

Tuk-kantuk...

Nikmatnya jika raga ini segera direbah,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline