Lihat ke Halaman Asli

Vera Anggraini

Mahasiswa Sistem Informasi Kelautan Universitas Pendidikan Indonesia

Satu Langkah Lebih Maju: Remote Sensing untuk Mencari Korban Kecelakaan di Laut

Diperbarui: 7 Mei 2024   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kecelakaan kapal sering kali menjadi tantangan besar dalam upaya pencarian dan penyelamatan korban. Waktu yang berlalu, cuaca buruk, dalamnya lautan, dan luasnya area pencarian menjadi faktor-faktor yang dapat mempersulit misi penyelamatan bagi tim SAR dan juga pihak berwenang. Namun, dengan kemajuan teknologi, banyak alat-alat canggih yang dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Seperti remote sensing telah membuka perubahan dalam upaya pencarian korban kecelakaan di Laut, membawa penyelamatan ke tingkat yang lebih serius.

Lantas apa itu Remote Sensing? Remote sensing adalah teknologi yang memungkinkan pengumpulan informasi tentang objek atau fenomena dari jarak jauh, tanpa harus mengumpulkan informasi secara langsung dengan objek tersebut. Teknologi ini melibatkan penggunaan sensor yang dipasang pada pesawat udara, satelit, atau platform lainnya. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan fisik dan kejadian yang sedang diamati.

Bagaimana penerapan Remote Sensing dalam Pencarian korban kecelakaan di Laut?

  • Pencitraan Satelit: Satelit dapat digunakan untuk mendeteksi kapal yang hilang atau tenggelam melalui pencitraan optik atau radar, memberikan gambaran luas area pencarian dalam waktu yang relatif singkat, memungkinkan tim penyelamat untuk mengidentifikasi lokasi yang mungkin terdapat korban.
  • Sistem Pemantauan Laut: Sistem pemantauan laut yang terintegrasi dengan teknologi remote sensing dapat memberikan informasi real-time tentang arus laut, pola gelombang, dan kondisi cuaca.
  • Pendeteksian Termal: Sensor termal pada pesawat udara atau satelit dapat mendeteksi perbedaan suhu antara air dan tubuh manusia, hal ini memungkinkan penyelamat untuk mengidentifikasi korban yang terapung di atas permukaan air.
  • Sonar dan Pemetaan Bawah Air: Teknologi sonar dan pemetaan bawah air dapat digunakan untuk memeriksa dasar laut dan mencari reruntuhan kapal.

Meskipun teknologi remote sensing menawarkan banyak keuntungan dalam pencarian korban kecelakaan di Laut, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Gangguan cuaca, kompleksitas lingkungan laut, dan keterbatasan teknologi menjadi beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas penggunaan remote sensing dalam misi penyelamatan.

Namun, dengan terus berkembangnya teknologi dan inovasi, ada peluang besar untuk meningkatkan kemampuan pencarian dan penyelamatan menggunakan remote sensing. Integrasi sistem drone, pengembangan algoritma analisis citra yang lebih canggih, dan peningkatan kerjasama antara lembaga penyelamat dan pengembang teknologi dapat membawa pencarian korban kecelakaan di Laut ke tingkat yang lebih maju.

Penulis :

Fauziyah Salsabila (@ffxxzzss_)-Sistem Informasi Kelautan 

Putri Wahyuni (@pputrw_)-Sistem Informasi Kelautan

Sakila Divia Fitriyani (@sakilaadv)-Sistem Informasi Kelautan

Vera Anggraini (@veraanggrr) -Sistem Informasi Kelautan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline