Lihat ke Halaman Asli

Ujian Nasional 2009, Siapkah?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keputusan pemerintah mengenai pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) 2009 sudah ditetapkan. Bahkan sosialisasi terkait teknis pelaksanaannya sudah digelar beberapa waktu lalu oleh dinas pendidikan.

Namun tampaknya siswa kelas tiga sebagai peserta Unas belum memiliki kesiapan maksimal untuk menghadapinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil try out beberapa SMA negeri yang nilainya menurun drastis. Jika ini terjadi pada Unas, maka dapat dipastikan tingkat kelulusan tahun ini akan merosot tajam.Padahal nilai standar kelulusan tahun ini rata-rata naik menjadi 5,50.

Seperti yang kita ketahui, banyak hal yang telah diupayakan baik pihak sekolah, siswa maupun orang tua siswa untuk meraih kelulusan itu. Misal dengan adanya pelajaran tambahan, bimbingan belajar intensif, les privat, bahkan sampai mengadakan doa bersama.

Usaha sudah maksimal tapi mengapa hasilnya tidak bisa maksimal? Terlepas dari siapa yang salah, inilah yang seharusnya dijadikan pelajaran oleh pihak yang terkait dengan pendidikan. Sifat masyarakat Indonesia yang senang dengan serba instan berdampak buruk pada mental siswa.

Usaha-usaha itu hanya dilakukan beberapa bulan menjelang Unas. Sehingga ketika pelaksanaan Unas, otak siswa seakan tidak mampu lagi menampung semua materi yang disajikan oleh pembimbing. Belum lagi kelelahan pada fisik karena harus berlama-lama belajar. Hal ini tentunya sangat mengganggu kondisi psikologis siswa. Maka tidak heran jika pada beberapa bimbingan belajar siswa kerap kabur karena mengalami kejenuhan.

Yang lebih parah lagi, maraknya doa bersama yang dilakukan banyak sekolah di Indonesia. Kegiatan ini pada dasarnya berniat baik, yakni dapat mengajarkan pada siswa bahwa selain berikhtiar kita harus berdoa, memasrahkan segalanya pada Tuhan. Namun secara logika, apakah doa kita akan dikabulkan oleh Tuhan jika kita hanya mengingatNya ketika ada keperluan saja dan doa itupun dilakukan tidak lebih dari satu atau dua kali? Tentu jawabannya tidak.

Sebenarnya kunci dari segala kesuksesan adalah kontinyuitas. Segala usaha harus dipersiapkan jauh-jauh hari, sehingga terjadi kesinambungan usaha. Belajar giat untuk mempersiapkan Unas sejak menapakkan kaki di kelas tiga. Bukan dua atau tiga bulan sebelum Unas. Pihak sekolah juga harus memberikan bimbingan belajarintensif secara perlahan-lahan namun berkelanjutan.

Demikian juga dengan doa bersama. Berdoa pada Tuhan merupakan kewajiban setiap umat beragama. Maka sudah sepantasnyalah, doa itu kita haturkan setiap waktu agar segala perilaku kita diridhoi oleh Tuhan.

Kesuksesan dan kegagalan seseorang sesungguhnya bergantung pada banyak faktor. Karenanya orang tua, hendaknya turut andil dalam memotivasi semangat anak, sehingga mental dan fisik mereka dapat berkembang optimal guna menghadapi ujian nasional. Misalnya dengan tidak menekan anak secara berlebihan untuk belajar.

Kerja sama berkelanjutan yang tercipta antara pihak sekolah, siswa, dan orang tua akan memberikan nuansa lain bagi siswa dalam menjalankan ujian nasional.

AULIA VERA ROZIDA / 2006230006

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline