Sabu (11/12) pukul 8 pagi, Gereja St. Paulus Pasar Merah Medan sudah ramai. Sedikit menyesal tidak datang lebih awal sehingga terpaksa duduk dibarisan belakang. Beberapa hari lalu datang undangan via WA mengikuti Misa Penutupan Tahun Santo Yosep.
Sebagai informasi, tahun lalu Paus Fransiskus mencanangkan Tahun Santo Yosep yang dimulai 8 Desember 2020 sampai 8 Desember 2021. Sebagai peringatan 150 tahun deklarasi Santo Yosep sebagai Pelindung Gereja Semesta.
Perayaan Misa menjadi sangat spesial, bukan semata karena dipimpin 5 orang Imam, melainkan karena sebagian besar umatnya adalah adik-adik penyandang disabilitas.
Bukan sebagai umat pengikut misa saja tetapi adik-adik penyandang disabilitas, yang berada dibawah naungan Yayasan Karya Murni Medan itu, mengambil peran dalam tarian pembukaan dan persembahan, pembacaan Alkitab dan Mazmur, musik pengiring, dan koor.
Hebatnya, semuanya berjalan dengan sempurna! Apalagi ketika koor menyanyikan lagu "Persembahan Hati" gila keren banget. Suara emas adik-adik yang memiliki keterbatasan penglihatan itu betul-betul bikin merinding.
Dinamika dan komposisi sopran, tenor, dan bass betul-betul pas. Saya sempat berpikir bagaimana belajarnya ya? Lha, kelompok koor kami saja kalau nyanyi lagu itu masih 'lari-lari' padahal sambil baca not.
Pemilihan lagu Persembahan Hati betul-betul cocok. Lirik-lirik dalam lagu tersebut betul-betul menggambarkan suara hati mereka. Sebuah bentuk rasa syukur yang mandalam dimana pada keterbatasan, mereka tetap percaya akan kasih Tuhan. Bahkan ingin agar mereka juga bisa menjadi alat yang berarti bagi semua manusia. Simak petikan lirik lagu tersebut:
Allah Bapa sungguh besar kasih Mu Engkau selalu hadir dalam setiap langkahku