Lihat ke Halaman Asli

Venusgazer EP

TERVERIFIKASI

Just an ordinary freelancer

Kak Pipin, Kompasianer yang Sukses dengan Bisnis Sablon dan Startup-nya

Diperbarui: 19 Oktober 2017   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kak Pipin dan usaha sablonnya (dok.pri)

Senin (16/10), sesuai janji, sekitar pukul 11 saya sampai di kantor "SablonMedan". Sebuah bangunan ruko 3 lantai yang terletak di Jalan Jamin Ginting 147. Salah satu jalan paling macet di kota Medan.

"Bu Pipin ada?" tanya saya pada seorang staff perempuan yang menyambut saya. "Ada pak," sambil mempersilakan saya untuk duduk. Belum sempat menjatuhkan badan di kursi terdengar sapaan dari dalam ramah "Halo bang Venus...."

Seorang wanita berkacamata dengan rambut potongan pendek menghampiri saya. Kami pun bersalaman. Dia adalah Yosephine Natalitha Sembiring, yang akrab dipanggil Pipin.

Sejatinya itu bukan kali pertama kami bertemu. Karena sebelumnya pernah berjumpa di salah satu acara Nangkring Kompasiana. Kak Pipin ini juga Kompasianer, hanya saja karena kesibukannya ia vakum dulu menulis.

Wanita energik ini adalah sang pemilik dari SablonMedan. Tempat bikin kaos yang sudah punya nama di Medan. Bahkan bisa dibilang sejauh ini merekalah yang terbaik.

Kata-kata bijak mengatakan "Roma tidak dibangun dalam sehari". Begitu pula SablonMedan. Kak Pipin mengisahkan bahwa ketika ia memulai usaha ini, dua tahun pertama adalah masa paling sulit. Periode di mana mereka harus jatuh bangun. Tidak serta-merta besar seperti sekarang ini. Ada proses panjang yang harus dilalui.

Pada awalnya, Kak Pipin memulai 'jualan' kaos dengan memesan dari Bandung. Semua tahu Bandung bisa dibilang adalah pusatnya. Jarak Medan-Bandung yang jauh ternyata menyimpan persoalan tersendiri.

Misalnya barang yang diterima tidak sesuai desain atau ada cacat produksi. Kemudian proses retur ternyata memakan waktu lagi. Hal-hal seperti itu dapat merusak kepercayaan klien.

Kak Pipin yang sangat concern pada kualitas mulai berpikir bahwa produksi harus dilakukan di Medan. Kemudian ia mengambil waktu selama hampir satu bulan untuk belajar memotong, menjahit, hingga menyablon di Bandung.

dokumentasi pribadi

SablonMedan berdiri 1 September 2012. Waktu itu hanya memiliki 4 karyawan saja. Kini, Kak Pipin mampu memperkerjakan 40 orang di dua workshopnya. Mulai dari mereka yang berstatus ibu rumah tangga hingga mahasiswa. Bahkan pernah ada yang difabel.

"Gaji mereka di atas UMR lho," kata Kak Pipin dengan bangga. Terus terang saya langsung merinding.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline