Lihat ke Halaman Asli

Venusgazer EP

TERVERIFIKASI

Just an ordinary freelancer

Ironi Kebumen, Sudah Miskin Jadi Sarang Korupsi Pula

Diperbarui: 18 Oktober 2016   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yidhi Tri Hartanto ditahan KPK (tribunnews,com)

Sabtu (15/10) lalu KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kebumen. Dari operasi tersebut KPK menahan Ketua Komisi A DPRD Kebumen Yudhi Tri Hartanto dan Sigit Widodo, seorang PNS Dinas Pariwisata Kabupaten Kebumen. Di samping itu KPK juga mengamankan 2 anggota DPRD Kebumen Dian Lestari dan Suhartono, Sekretaris Daerah (Sekda) Kebumen Andi Pandowo, serta satu orang dari pihak swasta yaitu Salim Direktur PT OSMA cabang Kebumen.

Secara nasional apa yang terjadi di Kebumen sungguh mengejutkan. Kabupaten yang tenang dan damai itu tiba-tiba jadi headline. Cuma sayang, bukan karena prestasi, tetapi karena barang busuk yang bernama korupsi.

tugu lawet Kebumen (visitcentraljava.com)

Kebumen, daerah di pesisir selatan Pulau Jawa itu, adalah kabupaten termiskin nomor 2 di Jawa Tengah. Data tahun 2015, angka kemiskinan di kabupaten yang punya slogan Kebumen Beriman itu mencapai 21,32 persen.

Sungguh sebuah ironi, apa yang seharusnya dikembalikan kepada rakyat lewat proyek-proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warganya masih tega untuk di korupsi.

Kebumen bukan tanpa potensi, kabupaten ini punya potensi besar di bidang pariwisata, kelautan, industri kerajinan dan makanan. Sawah-sawah yang ada pun masih cukup luas. Cuma sayang segala potensi yang ada seperti tidak terkelola dengan maksimal.

Roda ekonomi di Kota Kebumen sendiri tidak tampak punya gairah. Malah aktivitas ekonomi lebih ramai di Gombong. Maka banyak orang bilang Kebumen dianggap kota yang cocok bagi mereka yang ingin menikmati masa pensiun.

Kembali ke persoalan korupsi. Seperti pastinya daerah lain, korupsi di Kebumen bukan barang baru. Pemainnya orang atau kelompok itu-itu saja. Karena Kebumen itu kota kecil, jadi anggota dewan, pemerintah daerah, aparat negara, dan pengusaha saling mengenal dekat satu sama lain.

Bagi-bagi proyek adalah hal yang biasa dilakukan. Ini dilakukan agar semuanya kebagian, agar semuanya bisa hidup. Atau bila ada yang menang tender terus disub-kan ke pengusaha lain yang notabene adalah konco dewe.

Jika ada lelang proyek pengadaan di dinas, yang namanya pengondisian itu jamak dilakukan. Biasanya yang bermain panitia dan pengusaha. Dibuatlah syarat-syarat spesifikasi barang cuma bisa dipenuhi oleh kontraktor tertentu. Makanya jarang-jarang juga peserta lelang dari luar kota bisa menang pengadaan.

Menjelang lebaran adalah saat yang paling membahagiakan bagi pejabat-pejabat di dinas. Karena parcel yang disertai amplop akan banyak dikirim ke rumah. Dari kepala dinas sampai kasi-kasi bisa kecipratan.

Bagaimana dengan anggota dewan? Anggota dewan isinya orang-orang itu saja. Jika ada anggota yang baru paling juga masih keluarga atau kerabatnya mantan pejabat. Ini seperti dinasti-dinasti politik di daerah-daerah lain. Kakaknya anggota dewan, adiknya pengusaha atau sebaliknya. Dan bukan rahasia lagi jika anggota dewan biasanya mempunyai perusahaan yang kadang diatasnamakan orang lain. Jadi informasi mengenai anggaran dan proyek sudah bisa ditebak ke mana arahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline