Lihat ke Halaman Asli

Venusgazer EP

TERVERIFIKASI

Just an ordinary freelancer

Lupakan (Sejenak) Messi, Ini Dia ‘Boss Kecil’ Dibalik Kesuksesan Argentina

Diperbarui: 1 Juli 2015   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Argentina akhirnya meraih tiket final Copa America 2015 setelah sukses menggulung Paraguay 6-1. Skor yang cukup meyakinkan sekaligus menggambarkan kekuatan pasukan Albiceleste yang sesungguhnya. Sebenarnya tidak perlu kaget jika membaca ulasan dalam artikel Argentina vs Paraguay: Kali Ini Messi Akan Menjadi Pembeda.

Jika bicara sepakbola Argentina tentu tidak bisa dipisahkan dari nama Lionel Messi. Messi dianggap sebagai separuh nyawa dari timnas Argentina. Opini yang beredar mengatakan penampilan kurang meyakinkan Argentina di fase grup disebabkan Messi yang belum menemukan sentuhannya. Di semifinal memang akhirnya Messi ‘menggila’, menjadi kreator dari gol-gol kemenangan Argentina. Akan selalu sulit untuk menemukan kata yang tepat untuk melukiskan bagaimana hebatnya Messi di lapangan hijau.

Tetapi mari lupakan sejenak Messi yang menjadi man of the match saat Argentina mengalahkan Paraguay. Ada sosok hebat lain yang sering dilupakan orang, dia adalah Javier Mascherano. Publik Argentina menjulukinya sebagai El Jefecito alias si “Boss Kecil”. Mascherano adalah boss sekaligus jenderal yang mengatur pengorganisasian lini belakang timnas Argentina maupun Barcelona.
Pemain belakang berusia 31 tahun memegang peran yang vital atas solidnya pertahanan Argentina. Pelatih Argentina, Tata Martino, sengaja menempatkan Mascherano sedikit di depan 4 bek sejajar Argentina. Berfungsi sebagai jangkar dan penghubung dalam formasi 4-3-3. Hasilnya, gawang Argentina selama Copa America 2015 berlangsung hanya kemasukan 3 gol saja dengan 3 kali meraih rekor clean-sheet!

Mascherano sendiri musim kompetisi lalu tampil gemilang bersama Barcelona. Treble Winner adalah salah satu bukti nyata terbaru. Sehingga total sudah 3 gelar juara La Liga ia berikan (2010-11, 2012-13, 2014-15). Musim lalu ia melakukan 52 kali penampilan di semua ajang bersama Barca dan 50 diantaranya tampil sebagai starting line-up. Menjadikan Mascherano sosok yang sangat vital.

Data statistik juga menunjukan Mascherano termasuk pemain terbaik untuk urusan passing dan tekel. Kekurangannya hanya pada duel udara, maklum tingginya hanya 174 cm. Bukan postur yang ideal untuk seorang pemain bertahan. Berikut data Opta Mascherano bersama Barcelona: Akurasi operan 91%, Menang duel 63%, Menang duel udara hanya 43%. Boleh dikatakan bahwa Mascherano adalah salah satu center-defender sekaligus center-midfielder terbaik dunia saat ini. So, jangan heran ada bocoran bahwa gelandang bertahan yang juga memegang paspor Italia itu sebenarnya calon terkuat untuk meraih Ballon d’Or 2014 lalu.
Gaya permainan Mascherano lugas tanpa kompromi. Tidak heran dia termasuk rajin mengumpulkan kartu kuning di setiap klub yang ia bela. Ia adalah pemain yang rajin, mobile dan punya daya jelajah tinggi. Positioningnya juga baik, hanya sayang Mascherano sudah mulai berkurang dalam kecepatan. Mungkin karena faktor usia.

Bersama timnas Argentina Mascherano memang belum memberikan piala dunia. Prestasi terbaiknya mengantar Argentina masuk final Piala Dunia Brazil 2014. Walau di ajang turnamen tersebut Lionel Messi yang dinobatkan sebagai pemain terbaik, tetapi media-media menyebutkan Mascherano-lah yang lebih layak mendapatkannya. Bagaimana tidak, penyerang-penyerang Jerman yang memang dalam kondisi terbaik hampir dibuat frustasi.

Pemain bernomor punggung 14 itu tercatat sudah mengoleksi lebih dari 100 caps. Bagi timnas Argentina, Mascherano menjadikannya sosok yang tidak tergantikan selama satu dekade ini. Dua medali emas Olimpiade (2004,2008) yang sudah ia raih tentu akan lebih indah jika ditambah sebuah trofi Copa America.

Mari simak kembali pertandingan terakhir melawan Paraguay. Mascherano melakukan tugasnya dengan baik sehingga barisan depan Paraguay kesulitan mencari ruang. Santa Cruz atau penggantinya Lucas Barrios dibuat tak berdaya. Memang dalam pertandingan itu Ia hanya bermain hanya sampai menit 77 lalu digantikan Gago. Namun bisa dimengerti karena Argentina saat itu sudah leading 4-1. Ini tentu untuk menghindari Mascherano terkena akumulasi kartu kuning yang mungkin diterimanya sehingga tidak bisa tampil di final.

Mascherano sosok yang luar biasa bagi klub maupun timnas Argentina. Memiliki karisma dan kematangan sebagai pemain. Kepemimpinannya mampu membuat solid barisan belakang Argentina. Inilah yang membuat barisan depan Argentina yang dimotori Messi lugas bergerak. Karena mereka percaya ada Mascherano, sang boss kecil, yang selalu bisa diandalkan pada sektor pertahanan. Dalam budaya timur, bisa diibaratkan Messi adalah ‘Yang’ sedangkan Mascherano itu ‘Ying’. Mereka satu kesatuan dan saling melengkapi. Jadi jangan heran jika Messi-lah yang begitu mendesak manajemen Barcelona untuk mendatangkan kompatriotnya itu dari Anfield, Liverpool. Messi kenal betul kualitas teman setimnasnya itu.

Sebuah survey kecil-kecilan pernah dilakukan pada pemain-pemain Barcelona. Ditanyakan siapa diantara mereka yang akan sukses menjadi pelatih jika kelak pensiun sebagai pemain sepakbola? Jawabannya bukan Messi, Iniesta, atau Xavi Hernandez. Mayoritas memberikan nama bahwa Mascherano-lah yang akan sukses jika menjadi pelatih seperti halnya Diego Simeone.

Bagi Mascherano, sekarang adalah kesempatannya terakhir untuk mempersembahkan gelar juara Copa America. Empat tahun lagi mungkin ia sudah ‘pensiun’ dari timnas Argentina. Sekarang adalah waktu untuk menebus pil pahit yang ia telan 4 tahun lalu ketika Argentina harus terhenti di babak perempat final di depan publik sendiri. Kini tinggal selangkah lagi untuk merengkuh trofi Copa America. Tentu akan jadi kado paling manis penutup karirnya bersama timnas Argentina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline