Lihat ke Halaman Asli

Venusgazer EP

TERVERIFIKASI

Just an ordinary freelancer

Ketika Mereka Harus Merasakan Pahitnya Penjara

Diperbarui: 4 April 2017   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin tidak ada yang akan menyangka ketika salah satu anggota keluarga atau saudara kita terjerat kasus narkoba. Begitu pula ketika harus menghadapi kenyataan dimana keponakan terjerat kasus narkoba, sepertinya tidak percaya saja.

Sulit untuk menerima kenyataan bahwa orang yang dekat dan kita cintai harus berurusan dengan pihak yang berwajib. Bukan kasus kenakalan remaja biasa, tetapi kasus narkoba. Terbayang sudah repotnya jika harus berurusan dengan polisi maupun pengadilan. Belum lagi rasa malu pada lingkungan sekitar. Satu hal yang menjadi pikiran adalah masa depan anak-anak muda itu.

Berikut saya coba berbagi apa yang pernah dialami oleh mereka yang dekat dengan saya yang pernah terjerat kasus narkoba sehingga harus melalui hukuman di dalam penjara. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi siapa saja terutama anak muda Indonesia.

Keponakan saya yang pertama kali dihukum karena kasus narkoba adalah Vin (nama disamarkan). Ia ditangkap ketika sedang mengkonsumsi ganja bersama 2 orang temannya. Sebenarnya cukup aneh juga pihak yang berwajib bisa datang menggerebek. Menurut pengakuan Vin kepada keluarga, ia baru sekali itu mencoba karena dipaksa oleh teman-temannya. Petugas menyita beberapa linting kecil ganja di tempat kejadian perkara.

Keluarga kami yang menerima laporan bahwa Vin berada di sel polisi merasa shocked. Hampir tidak percaya bahwa ia harus berurusan dengan polisi. Selama ini Vin bukanlah anak yang nakal, merokok pun tidak. Sekolahnya pun lancar walau nilainya biasa-biasa saja.

Vin yang saat itu duduk di awal kelas 3 SMA terpaksa harus menghentikan kegiatan pendidikannya. Cukup beruntung pihak sekolah cukup bijak dengan tidak mengeluarkannya. Mungkin atas pertimbangan tidak lama lagi ia akan menghadapi ujian nasional dan juga demi masa depannya.

Setelah melalui serangkaian proses, akhirnya hakim menjatuhkan hukuman hukuman 1 tahun beberapa bulan. Vin terpaksa harus menjalani hari-harinya dibalik jeruji besi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan.

Vin sendiri sepertinya menerima hukumannya dengan ikhlas. Selama mendekam di penjara ia tidak banyak menuntut orangtuanya untuk datang menjenguk atau mengirimkannya ini itu. Lagi pula secara ekonomi keluarganya memang bukan orang yang cukup berada. Neneknya yang sangat sayang padanya tidak kami beritahu bahwa cucu kesayangannya itu masuk penjara. Takut akan mengganggu kesehatan beliau. Namun sepandai-pandainya menyimpan rahasia, akhirnya ketahuan juga. Nenek atau yang biasa dipanggil dengan "Ama" akhirnya sekali mengunjungi Vin di lapas.

Setelah selesai menjalani hukuman, Vin kembali melanjutkan pendidikannya. Setelah itu ia selektif memilih teman bergaul. Ia tidak ingin kembali berurusan dengan hukum. Ia sudah kenyang merasakan tidak enaknya hidup di dalam penjara. Setelah tamat SMA Vin diterima bekerja di perusahaan tempat istri saya bekerja. Setelah beberapa bulan Vin minta berhenti lalu pindah ke salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Sumatera Utara.

Vin bercerita, bahwa hidup di penjara itu sangat tidak enak. Bebas tapi tidak bebas. Kehidupan di dalam penjara itu keras. Bila tidak hati-hati maka bisa saja kita malah terjerumus. Apalagi bagi orang seperti dirinya yang keturunan tionghoa, terkadang suka dimanfaatkan orang. Satu hal yang memberatkan hatinya adalah posisinya sebagai anak tertua dari 4 bersaudara seolah tidak bisa memberi contoh yang baik kepada adik-adiknya.

Kini kehidupannya sudah kembali normal. Bekerja dan memiliki kendaraan hasil keringat sendiri. Pengalaman buruk di masa lalu telah mengajarkannya banyak hal. Terutama selektif dalam memilih teman. Jika tidak, bisa jadi kisah kelamnya akan kembali terulang. Ia pun berjanji untuk tidak pernah bersentuhan dengan ganja atau barang haram lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline