Lihat ke Halaman Asli

Jangan Galau Dong

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="234" caption="the-blackss.blogspot.com (sumber gambar)"][/caption]

Catatan Harian:

Beberapa hari ini adalah hari-hari yag cukup melelahkan bagi saya, ada aja yang membuat hati, pikiran saya naik turun. Dari masalah pekerjaan, pasien, anak yang mulai bandel, pekerjaan pembantu, kondisi kehamilan yang kurang fit, jauh dari suami dan keluarga. Semalam juga kurang tidur karena nyeri perut yang amat sangat. Sampai puncaknya tadi sore, ketika sholat saya mengadu kepada Allah, airmata saya deras mengucur tanpa saya sadari, dan saya merasa sangat lelah. Saya merasa menjadi makhluk yang paling menderita sedunia (*edisi lebay n galau di malam minggu). Saya menangis karena saya belum bisa menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur dalam berbagai kondisi, saya takut Allah marah kalo saya masih seperti ini. Dan saya berdoa semoga saya diampuni dan diberi kekuatan serta solusi dalam menghadapi semua ini.

Subhanallah, belum 1jam Allah sudah menjawab keluh kesah saya. Saya kedatangan pasien lama yang sudah menjadi langganan. Dia pasien yang cantik, berpenampilan menarik, umurnya 3tahun diatas saya. Orangnya supel, ramah, energik, selalu ceria, aura positifnya luar biasa besarnya. Setelah saya lakukan perawatan pada giginya, dia mendapat telpon dari customernya, sepertinya dia bakalan mendapat tender besar dari customernya tersebut. Kemudian dia bercerita tentang bisnisnya yang alhamdulillah berkembang dengan pesat. Dia juga minta waktu kepada saya untuk sedikit sharing, dia agak sedih akhir-akhir ini. Lalu dia bercerita tentang suaminya yang masih saja melakukan kekerasan, cara berfikirnya yang kurang terbuka, kata-kata kasar juga hampir tiap hari terlontar, pernah meludahinya di depan umum, malas bekerja dll. Belum lagi masalah dengan ibu mertuanya yang sangat egois secara dia tinggal bersama ibu mertua dan dia juga menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya tidak bekerja. Saya kemudian bertanya, apa yang membuatmu bertahan mbak, padahal kondisimu dah parah seperti itu, hidupmu ga normal. Dok aku bertahan karena aku masih punya prioritas kerjaan yang harus aku capai, aku ga mau masalah perceraianku malah berimbas jelek pada masalah kerjaanku. Hiburanku ketika aku bertemu dengan customer2ku yang notabene bos-bos besar. Mereka yang jadi motivasiku, aku ingin sukses seperti mereka. Nanti lah dok, kalo aku dah sukses, baru aku mikirin nasib rumah tanggaku. Yang penting aku sekarang niat ibadah, cari duit yang banyak, aku mau umroh, naik haji, bisnisku berkembang, masalah suami ntar-ntar aja deh. Aku lho dok nawar-nawarin barangku sampai keluar kota naik motor sendirian, aku punya impian yang besar dok. Dari buku yang ta baca kalo kita mau sukses kita harus melkukan hal-hal yang luar biasa. Dan aku sudah menjalani itu, aku ga ada waktu libur, aku kerja keras, semua tak handle sendiri, nawar-nawarin barang dari satu pabrik ke pabrik yang lain. Dan yang pasti aku nambah temen dan nambah relasi dok. Aku harus bisa berfikir besar, berjiwa besar dan tentu saja bermental kuat. Mungkin mentalku kuat karena aku punya suami yang kayak gitu selama 8 tahun ini. Aku menikmati proses hidup ini dok, karena ku percaya suatu saat aku mampu mewujudkan impianku. Untuk urusan yang ga penting bagi masa depanku, aku ga terlalu pikirkan dok. Aku bisa crita banyak ke dokter karena aku ngerasa nyaman sama dokter, dokter juga ga ada keluarga disini, dokter juga sering ngasih masukan, jadinya nyambung. Enak kamu ya dok, hidupnya dah enak…(wow dalam hati, ga tau dia kalo saya juga lagi galau…hhehhe….tapi anyway Alhamdulillah, Alhamdulillah Allah memberikan saya pelajaran melalui pengalaman orang lain).

***

Hari ini saya sangat bersyukur menjadi diri saya, saya bertekad untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Masalah yang kita alami ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan masalah orang lain. Melihat semangat pasien saya tadi, saya merasa malu untuk berkeluh kesah lagi sama Allah. Allah sudah luar biasa memberi saya banyak berkah dan kebahagiaan.

***

Sahabatku, adakalanya kita berada dalam situasi sulit, semua yang kita rencanakan tidak sesuai dengan target, hal-hal kecil yang menyebalkan yang semua itu otomatis mempengaruhi kondisi emosi dan tingkah laku kita. Tapi semua itu jangan terlalu diikuti. Kita harus selalu ingat, semua itu untuk pembelajaran diri kita, bagaimana cara kita harus menghadapi masalah dan memanajemen diri kita dalam menghadapi masalah itu.

Seperti kata teman saya tadi, jika ingin sukses harus bisa berfikir besar dan berjiwa besar serta bermental kuat. Dengan kita memiliki semua itu kita tidak akan memasalahkan hal-hal kecil yang ga penting.

Hidup kita happy atau tidak, senang atau susah, sukses atau tidak, semua tergantung diri kita sendiri. Bukan orang lain, keluarga atau bahkan pasangan kita.

Jika kita mampu memanajemen diri kita maka kita akan membina hubungan yang menyenangkan dengan orang di sekitar kita, pasangan, keluarga, dan teman-teman kita.

Dan tentu saja, pasti ada hal-hal yang kita tidak bisa selesaikan / diluar kemampuan kita, ya kembali lagi kita serahkan ke Allah, kita pasrah dan ikhlaskan, insyaallah pasti ada jalan keluar.

Semua yang saya kemukakan diatas pasti tidak mudah dilakukan, saya sendiripun masih dalam taraf belajar dan pasti catatan ini menjadi self reminder saya jika saya galau ga jelas lagi.

Semoga sharing saya hari ini bermanfaat, paling tidak kita bisa belajar dan belajar lagi menjadi makhluk Allah yang penuh syukur serta bisa lebih baik dari hari ke hari. Menjadi manusia yang penuh dengan energi positif bermanfaat bagi orang banyak. Dan yang jelas go away galau ga jelas….:)

Salam,

Venny Virdastryn




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline