Selamat pagi... Judul tulisan saya kali ini kok auranya negatif banget ya? Ya nggak banget banget ding. Tapi memang buat saya mempertahankan komitmen terhadap sesuatu itu membutuhkan keteguhan hati, kedisiplinan tinggi, dan dedikasi yang penuh perjuangan. Apaaaaaa sssiiiihhhhhh???
Berkomitmen dengan semua yang baik, itu kalau belum "klik" , memang agak-agak pakai pemaksaan. Misalnya nih, bangun pagi. Kalau bangun pagi nya hari senin, "klik" nya hilang. Mau bangun rasanya beraaattt banget. Apalagi kalau hari minggunya habis dari luar kota, sampai rumah sudah malam, badan capek nyetir kena macet. Nah, lengkap sudah. Tapi pasti akan beda, kalau bangun pagi hari sabtu, karena libur kerja dan jadwal seharian adalah nyantai, maka bangun dengan setulus hati dan ikhlas.
Begitu juga dengan menjaga berat badan tubuh. Kalau nggak inget saya ingin punya berat badan yang ideal, maka tak akan saya tahan nafsu makan saya yang membara ini. Tahan...tahan...tahan... Berkomitmen lah dengan pola makan sehat. Jadilah saya memaksa diri untuk berkomitmen.
Yang paling berat adalah berkomitmen dengan kesabaran. Anak-anak saya laki-laki semua. Si sulung hoby main sepeda, main bola, lari-larian. Makan susah susah gampang. Kalo lauk nya cocok dan ada yang nyuapin, bisa sepiring penuh nasi dia habiskan. Lha memang saya nggak ada kerjaan lain selain suapin anak yang udah kelas 2 SD??? Musti menimbun stok sabar banyak-banyak. Demi anak saya mendapat nutrisi, demi mempertahankan kesehatan dia, saya harus bersabar suapin dia. Sebenarnya pakai ngomel-ngomel sih. Khas ibu-ibu. Tapi ya harus sabar. Masak anak nggak mau makan dibiarin aja?
Itu lho maksud saya dengan berkomitmen. Kan kita selalu berkomitmen dengan banyak hal setiap hari, seumur hidup kita. Iya khan? Iya ada deeehhhh.... ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H