Lihat ke Halaman Asli

Venisa Rahmawati

Mahasiswa S1 Universitas Islam Sultan Agung

Terus Bertambahnya Manusia Silver di Jalanan sebagai Tanda Kurangnya Lapangan Pekerjaan

Diperbarui: 19 Oktober 2021   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah hampir 2 tahun kita masyarakat indonesia bahkan dunia berada dalam kondisi pandemi Covid-19, kita hidup dalam tatanan yang baru, kita diharuskan untuk bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru, contohnya memakai masker, selalu mencuci tangan, membatasi kerumunan hingga membatasi ruang gerak kita untuk tetap dirumah saja. 

Pemerintah Indonesia sejak tanggal 16 Maret 2020 sudah menerapkan anjuran untuk tetap dirumah saja sehingga pelajar, mahasiswa dan pekerja banyak yang dirumahkan.

Setelah dikeluarkannya  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 pada tanggal 31 Maret 2020 secara resmi Pemerintah indonesia menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19, itu berarti kita masyarakat indonesia harus siap menghadapi segala konsekuensi terhadap kebijakan tersebut. 

Salah satunya adalah banyaknya usaha yang gulung tikar, itu disebabkan karena dari peraturan tersebut pemerintah membatasi ruang gerak masyarakat sehingga banyak usaha yang mau tidak mau harus tutup sementara waktu. 

Bahkan sampai waktu yang tidak dapat ditentukan, karena hal tersebut di Indonesia banyak sekali orang yang mengalami kesulitan ekonomi, hingga pada akhirnya segala cara dilakukan untuk tetap bertahan hidup, salah satunya adalah menjadi Manusia Silver.

Manusia silver adalah sebutan bagi pengamen jalanan yang mewarnai tubuhnya dengan warna silver menggunakan cat. Kebanyakan dari mereka menjadi manusia silver bukanlah pilihan, akan tetapi sebuah keterpaksaan untuk bisa menyambung hidup di kondisi dunia yang sulit seperti ini, padahal banyak bahaya yang mengintai mereka 

Jika cat digunakan di bagian-bagian tubuh yang rentan seperti mata, hidung, dan bibir, bisa menyebabkan efek terbakar, mudah masuk ke peredaran darah, hingga berisiko masuk ke saluran pernapasan yang bisa menyebabkan penyakit paru-paru, akan tetapi mereka tetap melakukannya untuk mencari uang demi kelangsungan hidup mereka. 

Dari beberapa orang yang saya jumpai mereka (manusia silver) sebagian besar adalah korban dari PHK Pabrik dan Pengangguran, mereka terpaksa melakukan hal tersebut karena minimnya lapangan pekerjaan, di kondisi pandemi Covid-19 ini memang sangat sulit untuk mencari pekerjaan, bahkan yang sudah bekerja pun banyak yang dirumahkan, maka dari itu semakin hari jumlah manusia silver semakin bertambah.

Hingga saat ini banyak sekali jumlah manusia silver di jalanan, hampir setiap lampu merah dan ruang publik pasti ada keberadaan manusia silver, dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa karena pandemi Covid-19 ini menambah angka pengangguran dan masih kurangnya lapangan pekerjaan sehingga sebagian dari mereka terpaksa memutuskan untuk menjadi manusia silver.

Penulis: Venisa Rahmawati

Dosen Pengampu: Dr. Ira Alia Maerani S.H., M.H.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline