Lihat ke Halaman Asli

Venia Anggraeni

Venia Anggraeni

Mahasiswa KKN Undip Ajarkan Bahasa Inggris Secara Daring

Diperbarui: 7 Agustus 2021   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Zoom Meeting

(Semarang, 29/07) Bahasa Inggris didaulat sebagai bahasa internasioal dimana seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang kian menyebar menjadi salah satu bahasa yang memiliki urgensi tinggi untuk dipelajari. Oleh karena itu Bahasa Inggris penting untuk diajarkan sejak kecil, faktor paling utama adalah di usia muda pembelajaran bahasa akan lebih cepat untuk dipahami. 

Urgensi yang dimiliki Bahasa Inggris ini nampaknya mengalami hambatan di Indonesia dimana pelajaran Bahasa Inggris tidak lagi menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan di bangku Sekolah Dasar. Dikutip dari Fiki Nurdiana (2018) dalam artikel  Mata Pelajaran Bahasa Inggris di dalam Pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada halaman kompasiana.com mata pelajaran Bahasa Inggris tidak lagi tidak lagi dimasukkan sebagai mata pelajaran wajib untuk siswa dalam kurikulum 2013 menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Upaya-upaya pengenalan Bahasa Inggris kepada anak perlu disemarakkan guna membuat Bahasa Inggris lebih mudah dipahami apabila diajarkan sejak dini. Cara-cara pembelajaran yang inovatif juga perlu dipirkan karena di era digital sekarang ini orang-orang tidak terkecuali anak-anak lebih suka menatap layar ponsel dan bermain media sosial ataupun online game daripada menatap buku. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode pendekatan media sosial serta partisipasi aktif dari pembelajar sangat diperlukan agar proses belajar Bahasa Inggris lebih mudah untuk diterima.

Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Zoom Meeting

Melihat permasalahan ini Mahasiswa KKN UNDIP kemudian melangsungkan program kerja dimana anak-anak SD di sekitar RT 06 RW 02, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari, Kota Semarang menjadi target sasarannya. Setelah mendata anak-anak SD yang terdapat di sekitar lokasi mahasiswa KKN mulai mengumpulkan anak-anak SD tersebut ke sebuah grup WhatsApp. Pembelajaranpun dilakukan secara daring melalui platform zoom meeting agar materi yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh anak-anak SD tersebut. Pembelajaran yang diikuti oleh anak-anak SD itu berlangsung secara dua arah dimana setelah dipaparkannya materi anak-anak dapat memberi tanggapan secara langsung. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak 5 pertemuan dengan durasi 1 jam disetiap pertemuannya.

Pembagian Modul Belajara kepada Perwakilan Peserta Pembelajaran

Respon yang diberikan oleh anak-anak SD yang mengikuti proses pembelajaran sangat positif. Mereka berperan aktif disetiap pertemuan serta mengerjakan tugas dengan baik dan melalui tanya jawab secara langsun mereka mengatakan bahwa program ini membantu mereka dalam belajar. Setelah program kerja ini selesai dilakukan, mahasiswa KKN juga membagikan modul berisikan materi yang telah diajarkan beserta latihan soal yang bisa siswa kerjakan. Selain itu juga dibagikan video mengenai penjelasan ulang materi sehingga siswa SD tersebut memiliki pedoman untuk belajar meskipun program kerja ini telah berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline