Lihat ke Halaman Asli

Tak Hanya Aktif dalam Dunia Kampus, Mahasiswa PAI Uhamka Juga Aktif di Masyarakat

Diperbarui: 27 Desember 2022   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DKI Jakarta -  Salah satu mahasiswa aktivis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka pada tingkat tiga, program studi Pendidikan Agama Islam Mengisi Pengajian Di Majelis Ta'lim Al-Barkah Jakarta Selatan.

Senin, 19 Desember 2022 telah dilaksanakan pengajian rutin  ibu-ibu  Majelis Ta'lim Al-Barkah di daerah Jakarta Selatan. Dan menariknya yang menjadi mubalighah atau pengisi kultum kali ini adalah seorang mahasiswa Universitas Muhammaiyah Prof. DR. Hamka dari program studi Pendidikan Agama Islam tingkat tiga yaitu Veni Indriani Saputri. Pengajian Majelis Ta'lim ini dilaksanakan rutin di Aula Yayasan Habibiyah tepatnya di Jl. Radio Dalam Raya, Jakarta Selatan. Pengajian ini rutin dilaksanakan pada senin pagi tepatnya pukul 08.00 hingga pukul 10.00. WIB. Pengajian ini dipimpin langsung oleh Ustadzah Nurlela selaku Pimpinan Majelis Ta'lim Al-Barkah. 

Kegiatan pengajian rutin ini diawali dengan pembukaan oleh Mc, lalu dilanjutkan pembacaan Surah Yasin dan Tahlil, serta Do'a arwah, dan kemudian baru dilanjut dengan tausiyah atau kultum yang disampaikan oleh Veni Indriani Saputri selaku Mahasiswa Pai Uhamka. Adapun tema yang diusung pada pengajian rutin kali ini ialah Bahayanya Dosa Ghibah. Dalam Tausiyahnya Veni menyampaikan, makna atau pengertian dari ghibah, karena masih banyak dari kita yang belum paham betul dengan apa yang disebut ghibah. 

Pengertian tersebut disampaikan berdasarkan Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wa sallam, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apakah kalian tahu gibah itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau bersabda, "Gibah adalah engkau menyebutkan saudaramu dengan sesuatu yang tidak dia sukai."   

Terkait dengan ayat tersebut Veni menyampaikan, apa-apa yang kita bicarakan mengenai saudara kita yang kemudian tidak disukainya maka itulah yang disebut Ghibah. Dan juga sebalikanya, jika apa yang kita bicarakan kepada orang lain di luar hal-hal yang saudara kita benci, maka itu tidak disebut ghibah. Maka, tidak semua perkataan yang menyangkut membicarakan orang lain adalah ghibah. Dalam artian, ghibah itu ketika menjelek-jelekan atau membuka aib saudaramu di hadapan saudaramu yang lain. 

"Ghibah secara umum itu terlarang dan termasuk dosa besar. Dosa ghibah ini tidak bisa diampuni Allah Subhanahu Wata'ala. Allah Subhanahu Wata'ala tidak mau mengampuni dosa ghibah sampai pelakunya meminta maaf kepada orang yang dighibahi," sebut Veni.

Oleh karena nya, kita selaku umat Islam yang berusaha taat kepada Allah dan Rasulullah dalam rangka menggapai ridho-Nya harus senantiasa menjaga diri agar terhindar dari perbuatan ghibah. Adapun cara agar terhindar dari ghibah Veni menyampaikan, diantaranya:

1. Berkumpul dengan orang sholeh, seperti kumpulan orang-orang yang bermajelis ta'lim, orang-orang yang senantiasa menuntut ilmu dan senantiasa mengingat Allah Subhanahu Wata'ala.

2. Menjaga Lisan, secara tidak sadar kita dengan mudahnya terjerumus pada ghibah jika tidak menjaga lisan. Veni menyampaikan, Rasulullah Shallallahu alaihi Wa sallam bersabda, 

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam." [HR Bukhari].

Maka, kita sebagai orang yang beriman dan percaya hari akhir harus senantiasa berkata baik, dan menjauhi perkataan ghibah karena ghibah merupakan perkataan yang buruk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline